Home > D’PGRI > PGRI Partainya Partai Pendidikan dan Guru

PGRI Partainya Partai Pendidikan dan Guru

PGRI Purbalingga

Agenda: Konkerkab PGRI Purbalingga

Reporter: Tim Redaksi

 

SEMARANG, derapguru.com – PGRI tidak akan terlibat dalam gerakan-gerakan partai politik, tapi organisasi ini akan menjadi “teman” bagi partai-partai yang mengedepankan kepentingan guru dan tenaga kependidikan. Hal tersebut disampaikan Ketua PGRI Jateng, Dr Muhdi, saat memberikan sambutan dalam Konferensi Kerja Kabupaten (Konkerkab) PGRI Purbalingga di Gedung Guru, Senin 21 Juni 2023.

“PGRI memosisikan diri tidak dengan mendirikan partai. PGRI siap bekerjasama dengan siapapun. PGRI bila ditanya partainya apa, partainya Partai Pendidikan dan Guru. Artinya, siapapun yang membela kepentingan pendidikan dan guru, itu akan menjadi temannya PGRI,” tandas Dr Muhdi.

Lebih lanjut Dr Muhdi meminta, semua anggota PGRI untuk terus mengamati dan mencermati siapa saja yang benar-benar berpihak pada guru dan tenaga kependidikan. Bukan hanya berpihak saja, tapi berani membuktikan keberpihakannya pada dunia pendidikan dan turut memperjuangkan nasib para guru dan tenaga kependidikan.

“Siapapun yang berpihak, kami akan dukung, siapapun dan sampai kapanpun. Pak Tri (Tri Gunawan Setyadi, KaDisdikbud Purbalinggan) telah membuktikan keberpihakannya pada guru, kami akan dukung, kami pastikan itu,” tandas Dr Muhdi.

Terkait dengan proses rekrutmen P3K, Dr Muhdi menuturkan masih terus mendorong pemerintah daerah untuk memenuhi semua kebutuhan guru pada masing-masing daerah. Akan tetapi, sampai saat ini pun banyak pemerintah daerah sengaja mengusulkan sedikit dari jumlah kebutuhan guru sehingga kebutuhan guru tidak juga terpenuhi.

“Ada pemerintah daerah yang mengaku sudah penuh, padahal kami tahu mereka masih kurang guru. Ada juga yang mengusulkan sedikit tapi mengakunya sudah banyak. Kondisinya sama seperti saat PGRI mengatakan ada banyak kekurangan guru, tapi pemerintah ngakunya guru sudah terpenuhi. Akhirnya, setelah kekurangan guru menjadi parah dan sulit diatasi seperti ini, barulah mereka mengakui adanya kekurangan guru,” tutur Dr Muhdi.

Kendati demikian, PGRI Jateng akan tetap berkomitmen untuk memperjuangkan nasib guru honorer, guru-guru passing grade untuk mendapatkan tempat sebagai ASN P3K. Di luar itu, PGRI juga akan tetap memperjuangkan supaya semua kekurangan guru dapat dipenuhi oleh pemerintah. (za)

You may also like
Akuntabilitas Libur Sekolah
Dr Muhdi: Apresiasi Untuk Seluruh Pimpinan UPGRIS
Rektor UPGRIS: Momen Istimewa Bersama Keluarga Besar UPGRIS
Mahasiswa PPG UPGRIS Latih Masyarakat Buat Bouquet

Leave a Reply