SEMARANG, derapguru.com — Banyak website kampus yang disusupi situs judi online dan digunakan untuk promosi praktik perjudian mereka. Berbagai peristiwa ini menunjukkan betapa perkara keamanan siber menjadi isu supersensitif bagi semua pengguna internet.
Hal tersebut terungkap dalam Seminar Nasional “Mencegah Kejahatan Siber dengan Menjaga Keamanan Data Pribadi di Era Digital” yang digelar Prodi Pendidikan Teknologi Informasi (PTI) UPGRIS di Meeting Room 6th Menara Kampus 4 UPGRIS, Kamis 10 Oktober 2024.
Ketua Umum Relawan TIK, Fajar Eri Dianto, menyebutkan euforia digital pascapandemi membuat netizen harus lebih waspada lagi terhadap platform-platform yang digunakan. Diperlukan pengenalan, pemahaman, penguasaan, dan pemanfaatan yang bijak terhadap literasi kecakapan digital.
“Perkembangan pemanfaatam teknologi malin masif di Indonesia. Dari 220 juta penduduk Indonesia 78 persen lebih adalah netizen aktif, sedangkan dari pengguna internet Indonesia, 98 persen adalah pengguna usia kreatif,” tandas Fajar.
Sementara itu programer yang juga Founder PhytonesiaORG, Andri Johandri, menyampaikan bahwa tren hacking terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Penggunaan Ransomeware, IoT attack, dan AI-driven hacking adalah beberapa tren yang sedang happening dan perlu diwaspadai.
“Masa depan hacking akan dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan perubahan dalam regulasi. Penting untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan supaya dunia digital terjaga keamanannya,” tandas Andri
Menurut Andri, pemerintah memainkan peran penting dalam keamanan siber karena di tangan merekalah kebijakan peraturan yang melindungi keamanan dibuat. Oleh karena itu, kecepatan pemerintah dalam membaca potensi ancaman digital sangat menentukan kekuatan proteksi sebuah bangsa dari serangan digital. (za)