Home > BERITA > Perjokian Guru Besar, Praktik Kapitalis Semu

Perjokian Guru Besar, Praktik Kapitalis Semu

Zainuddin Maliki 01

JAKARTA, derapguru.com — Anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki mengaku prihatin dengan terjadinya fenomena praktik perjokian di dunia akademik. Menurutnya, pembuatan karya ilmiah, sebagai syarat memperoleh gelar guru besar, seharusnya berlandaskan pada kompetensi dan integritas yang bisa dipertanggungjawabkan.

Lebih lanjut, kasus perjokian ini mengingatkannya pada buku The Rise of Ersatz Capitalism in Southeast Asia (Munculnya Kapitalisme Semu di Asia Tenggara) yang ditulis oleh Kunio Yoshihara. Dirinya menjelaskan kapitalisme semu adalah perilaku pelaku bisnis yang menumpuk-numpuk kekayaan yang didasarkan pada jaringan kroni yang dibangun dengan kalangan para birokrat.

Politisi Fraksi PAN itu mengatakan, perjokian yang dilakukan sejumlah akademisi dalam pembuatan karya ilmiah adalah mirip dengan kapitalisme semu.

“Negeri ini (sebenarnya) membutuhkan sarjana-sarjana yang autentik. Bukan mereka berusaha mengejar gelar akademis dengan cara-cara permisif, yang tidak didasarkan kepada moralitas intelektual dan budaya akademik yang kuat,” ungkap Zainuddin Maliki.

Dari sudut pandangnya, akademisi yang bermoralitas permisif hanya akan melahirkan sarjana-sarjana dan guru-guru besar yang diragukan kompetensinya, akan tetapi juga integritasnya. Sebagai Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya, ia berharap jajaran petinggi perguruan tinggi segera menyadari praktik permisif ini sekaligus segera menghentikannya.

“Percayalah bahwa negeri ini akan maju dan berada di halaman depan dalam pergeseran kekuatan Global dari Barat ke Asia, apabila negara ini dipimpin oleh manusia-manusia yang terdidik dan bermental kuat,” tegas Zainuddin Maliki. (dpr/za)

You may also like
Zainuddin Maliki
Pemerintah Diminta Perhatikan Kekosongan Guru Swasta

Leave a Reply