Home > BERITA > Pemerintah Jadikan Pendidikan Vokasi Pilar Utama

Pemerintah Jadikan Pendidikan Vokasi Pilar Utama

JAKARTA, derapguru.com — Pemerintah telah menempatkan pendidikan vokasi sebagai pilar utama menuju Indonesia emas 2045. Utamanya dalam hal penyiapan SDM yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi, saat berbicara dalam sesi konferensi “Unite for Education” (UFE), baru-baru ini.

“Keutamaan vokasi adalah pada keterampilan spesifik yang nanti akan digunakan lulusan vokasi manakala mereka memasuki dunia kerja, apakah bekerja untuk orang lain, memulai usaha sendiri, atau bekerja mandiri,” kata Saryadi.

Lebih lanjut Saryadi mengungkapkan, Perpres Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sendiri juga mengamanatkan bahwa pendidikan vokasi harus memiliki keterampilan spesifik. Keterampilan spesifik ini menjadi modal yang sangat berharga agar mampu merespons pertumbuhan ekonomi wilayah maupun keunggulan yang ada di wilayah tersebut.

“Dengan keterampilan spesifik ini anak-anak vokasi nantinya akan memiliki kompetensi yang memadai dan mereka akan bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan republik Indonesia ini,” kata Saryadi.

Menurut Saryadi, potensi pendidikan vokasi sangat besar. Saat ini setidaknya ada sekitar 14.000 SMK yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain SMK, ada sekitar 2.200 politeknik dan sekitar 17.000 lembaga kursus dan pelatihan (LKP).

“Itu semua adalah modalitas yang sangat berharga dalam rangka penyiapan SDM yang terampil dan bisa berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, baik di daerah maupun di Indonesia,” Saryadi menambahkan.

Untuk itulah, lanjut Saryadi, melalui Merdeka Belajar transformasi pendidikan vokasi diarahkan pada penguasaan keterampilan spesifik  yang diwujudkan melalui kemitraan yang selaras antara dunia pendidikan dan DUDI.

“Kita dorong melalui SMK Pusat Keunggulan ataupun melalui program Matching Fund, Competitive Fund, dan lain-lain agar industri hadir di setiap satuan pendidikan vokasi. Dengan demikian satuan pendidikan vokasi memiliki keunggulan, keterampilan yang spesifik yang relevan, dan pada akhirnya juga akan berkontribusi juga pada industri,” kata Saryadi.

Saryadi mengakui, dinamika yang terjadi di industri memang sangatlah cepat. Akan tetapi, kehadiran industri di satuan pendidikan vokasi akan menjadi pilar penting untuk memastikan kompetensi yang relevan dengan yang ada di industri.

“Dengan Merdeka Belajar dan Kurikulum Merdeka, maka dinamika perubahan yang terjadi di industri bisa segera diadopsi oleh satuan pendidikan sehingga keselarasan bisa kita pastikan secara bersama sama,” ujar Saryadi menambahkan. (za)

You may also like
Kemendikbudristek: Sebanyak 3.329 SMK Tangani Industri kreatif
Indonesia-Perancis Kerjasama Kuatkan Pendidikan Vokasi

Leave a Reply