Home > D’PGRI > Kita Hilang Kebesaran, Tak Ada Yang Mau Dengar

Kita Hilang Kebesaran, Tak Ada Yang Mau Dengar

Agenda: Sosialisasi Perjuangan dan Daspen 
Reporter: Tim Redaksi


SLAWI, derapguru.com – Ketua PGRI Jateng, Dr H Muhdi SH MHum, mengingatkan agar seluruh anggota PGRI senantiasa menjaga solidaritas dan kebesaran organisasi. Pasalnya, solidaritas dan kebesaran organisasi PGRI-lah yang membuat suara dari organisasi ini diperhitungkan oleh para kolega dan para pemangku kebijakan di negeri ini.

Pesan penting tersebut disampaikan Dr Muhdi saat memberikan materi tentang Sosialisasi Perjuangan Organisasi dan Daspen PGRI Jateng di Gedung Guru PGRI Kabupaten Tegal, Jumat 1 September 2023.

“Jangan lupa untuk terus jaga solidaritas. Jaga kebesaran kita. Kalau kita kehilangan solidaritas, kehilangan kebesaran, tidak ada lagi orang yang mau mendengar. Ini penting untuk kita sadari semua,” tutur Dr Muhdi.

SEMANGAT: Anggota dan Pengurus PGRI se-Kabupaten Tegal terlihat bersemangat dalam mengikuti sosialisasi. Foto: Agus Wismanto.

Dr Muhdi menambahkan, kebesaran organisasi tidak lepas dari usaha yang dilakukan para pengurus pendahulu yang telah menanamkan nilai-nilai organisasi untuk menjadi kuat dan bermartabat. Banyak hasil perjuangan yang telah kita nikmati mulai dari penghargaan imateriil seperti diberikannya Hari Guru Nasional tepat pada hari lahir PGRI, sampai penghargaan berwujud materiil seperti diberikannya tunjangan profesi guru.

“Tugas kita sekarang mempertahankan apa yang telah didapatkan. Beberapa waktu lalu, kita sempat nyaris kehilangan Tunjangan Profesi Guru dengan adanya RUU Sisdiknas. Beruntung karena hubungan baik Bu Ketum (Ketua Umum PB PGRI Prof Unifah Rosyidi) dengan Presiden Jokowi, kita masih bisa berhasil mempertahankan tunjangan profesi guru,” tutur Dr Muhdi.

Kondisi ini pula, lanjut Dr Muhdi, makin menyadarkan organisasi perlunya keterwakilan organisasi dalam wilayah legislasi untuk mengantisipasi berbagai hal yang dapat mengancam kepentingan guru dan dunia pendidikan. Selain itu, disadari pula pentingnya organisasi ini untuk membangun hubungan kemitraan dengan siapapun.

“Hubungan kemitraan harus terus kita bangun. Dengan siapa? Dengan pemerintah, dengan legislatif, dengan partai-partai yang memiliki kewenangan. Kalau perlu kita punya bupati dari guru, punya walikota, punya menteri, punya gubernur, punya presiden. Untuk apa? Untuk membantu memastikan adanya keberpihakan pada nasib guru dan dunia pendidikan,” tandas Dr Muhdi.

DASPEN: Ketua Daspen PGRI Jateng, H Sakbani SPd MH, menyosialisasikan Daspen pada anggota dan pengurus PGRI Kabupaten tegal. Foto: Agus Wismanto.

Daspen

Sementara itu Wakil Ketua PGRI Jateng yang juga Ketua Daspen PGRI Jateng, H Sakbani SPd MH, menuturkan pendirian Daspen bertujuan untuk memberikan dukungan finansial pada guru atau tenaga kependidikan yang memasuki masa pensiun. Jadi, setiap kali ada guru atau tenaga kependidikan yang pensiun dukunganya tidak hanya dukungan moral semata, tapi juga diberikan dukungan finansial.

“Tidak hanya memberikan dukungan moral saja, tapi juga memberikan dukungan finansial. Ini juga tak kalah penting dari dukungan moral. Jadi diberi dukungan moral sekaligus dukungan finansial,” tandas H Sakbani sembari menuturkan Daspen PGRI Jateng lahir pada tahun 1985 pada masa kepemimpinan Ketua PGRI Jateng H Karseno.

Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Sekum PGRI Jateng Dr Saptono Nugrohadi MPd, Wakil Bendahara PGRI Jateng Muslich Macc, Kabiro Kominfo PGRI Jateng Dr Agus Wismanto MPd, Ketua PGRI Kabupaten Tegal Wasyari MM, dan anggota serta pengurus PGRI se-Kabupaten Tegal. (za)

Leave a Reply