JAKARTA, derapguru.com — Sebuah komet kuna dengan dominan warna hijau akan melintasi langit pada kisaran tanggal 1–2 Februari 2023. “Komet Hijau” tersebut merupakan komet yang belum pernah tercatat dalam penelitian modern, yang diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 50.000 tahun sekali untuk berada dekat dalam orbit bumi.\
Dikutip dalam laman NASA, komet merupakan anggota tata surya berupa bola es kosmik dari susunan gas membeku, batuan, dan debu. Komet turut mengelilingi Matahari seperti halnya Bumi. Karena bentuknya seperti cahaya berasap atau melesat turun, komet kadang disebut sebagai bintang jatuh, meskipun bukan golongan bintang.
Baca Pula: Riset Makanan: Cenil Onal-anil, Mendhut Edhut-Endhut
Penyebutan salah mengenai ‘bintang jatuh’ juga kerap diberikan pada asteorid yang jatuh atau meteor. Bedanya, meteor utamanya tersusun dari batu, sementara komet cenderung tersusun dari es.
Astronom dari University Of Virginia AS, Edward M Murphy, mengatakan bahwa cemerlangnya komet ini di langit sulit diprediksi apakah benar-benar sampai mendekati Bumi. Terlebih, pada 50.000 tahun lalu, belum ada catatan pengamatan tentang seterang apa komet hijau ini saat melintas di langit Bumi.
“Kadang komet bercahaya jauh lebih terang dari yang kita kira dan menimbulkan tampilan yang apik di langit. Tidak ada caranya buat tahu apakah komet hijau ini bisa seterang itu karena belum diamati sepanjang sejarah yang tercatat,” kata Murphy.
Baca Pula: Kenalin, Spesies Cecak Batu Baru dari Gunung Muria
Komet hijau C/2022 E3 (ZTF) semula ditemukan astronom menggunakan kamera survei lapangan luas di Zwicky Transient Facility (ZTF), California, AS, awal Maret 2022. Saat itu, cahayanya masih terlalu redup untuk diamati dari teleskop. Namun, komet berekor debu hijau dan ion ini mulai terang pada 19 Desember 2022. (za)
Berita Lain
Biji Kapuk dan Cangkang Bintaro, Kurangi Kadar Mangan (Mn) Sumur Galian Warga
Aksara Nusantara Dijajaki Jadi Bahasa Pemrograman
Riset Dosen UPGRIS: Pompa Air Tenaga Matahari, Segera Aliri Sawah Demak
Hasil Riset, Makan Tertua Diduga Sejenis Ganggang
Hasil Riset, Gambir Bisa Jadi Bahan Produk Industri