Home > Riset > Kenalin, Spesies Cecak Batu Baru dari Gunung Muria

Kenalin, Spesies Cecak Batu Baru dari Gunung Muria

CECAK BATU

SEMARANG, derapguru.com – Butuh ratusan bahkan jutaan tahun bagi sebuah spesies untuk berevolusi. Termasuk bagi spesies cecak batu (Cnemaspis muria) yang berhabitat di bebatuan di sepanjang sungai, perkebunan kopi, dan hutan Gunung Muria Kabupaten Kudus.

Proses identifikasi ini dilakukan oleh tim dari LIPI, yang terdiri dari Awal Riyanto, Misbahul Munir, Yuli Sulistya Fitriana dan Amir Hamidy dan Andri is Martamanggala dalam riset mereka terhadap cecak batu di wilayah tersebut.

“Berdasarkan analisis morfologi dan filogeni, spesies baru ini berkerabat dekat dengan C. bidongensis yang berasal dari pulau Bidong Malaysia,” tutur Awal sebagaimana dilansir oleh Mongabay.

Cecak sendiri adalah hewan reptil yang biasa merayap di dinding atau pohon. Cecak berwarna abu-abu, tetapi ada pula yang berwarna coklat kehitam-hitaman. Cecak biasanya berukuran sekitar 10 centimeter. Cecak bersama dengan tokek dan sebangsanya tergolong ke dalam suku Gekkonidae.

Awal menambahkan, ada banyak jenis cecak di Indonesia, mulai Cecak tembok (Cosymbotus platyurus) yang kerap ditemui di tembok-tembok rumah dan sela-sela atap. Cecak kayu (Hemidactylus frenatus) yang lebih suka tinggal di pohon-pohon di halaman rumah, atau di bagian rumah yang berkayu seperti di atap.

“Ada juga Cecak gula (Gehyra mutilate) yang kerap ditemui di sekitar dapur, kamar mandi, dan lemari makan, mencari butir-butir nasi atau gula yang menjadi kesukaannya. Sering pula ditemukan tenggelam di gelas kopi kita,” tandas Awal.

Keberadaan cecak batu di Muria tersebut diangkat dalam Jurnal Zootaxa edisi 4608 (1) halaman 155 hingga 173. Dalam jurnal tersebut, disebutkan ciri-ciri morfologis cecak batu berupa pupil yang bulat dengan panjang tubuh mencapai 5,8 cm. Terdapat sepasang struktur tuberkular seperti kerucut pada kepala bagian belakang, alur berkutil pada nuchal loop, deret tuberkular dorsal tidak tersusun secara linier.

Cecak batu juga tidak mempunyai pori-pori prakloakal maupun femoral. Pada jari pertama tungkai depan terdapat struktur submetakarpal yang membesar, pada jari pertama tungkai belakang terdapat sisik submetatarsal yang membesar. 31–35 lamella di bawah jari keempat tungkai belakang, pada kanan kiri kloaka terdapat masing dua struktur tubercular. Terdapat

“Jantan mempunyai warna perut dan pangkal kuning serta ujung ekor putih, sedangkan betina perut berwarna putih dan setengah panjang ekor bagian belakang dihiasi warna hitam putih berselang seling seperti cincin,” tutur Awal. (za)

Leave a Reply