PEMALANG, derapguru.com – Indonesia Emas hanya bisa didapatkan melalui jalur pendidikan. Sedangkan kunci utama kualitas pendidikan berada di tangan guru. Keterkaitan guru dengan penyiapan Indonesia Emas semestinya disadari betul oleh pemerintah sehingga pemerintah memiliki road map yang jelas dalam membangun guru kompeten.
Hal pokok masalah pendidikan Indonesia tersebut disampaikan Ketua PGRI Jawa Tengah, Dr Muhdi, saat memberikan sambutan dalam acara Resepsi HUT ke-77 PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2022 yang digelar oleh PGRI Kabupaten Pemalang, Rabu 30 November 2022.
“Guru yang kompeten syaratnya jelas, kejelasan status dan kesejahteraan memadai. Kejelasan status ini terkait dengan banyaknya guru yang masih berstatus honorer yang belum kepastian nasibnya. Bagaimana mau memikirkan nasib bangsa, bila nasibnya sendiri saja belum jelas,” urai Dr Muhdi.
Sedangkan masalah kesejahteraan, masalah ini juga masih terus diombang-ambingkan oleh pemerintah. Masalah tunjangan profesi yang terus berusaha diutak-atik ini membuat guru tidak pernah bisa fokus dalam mendidik.
“Perolehan guru dari gaji dan tunjangan profesi, bila dibandingkan dengan perolehan pegawai di instansi lain yang penuh remunerai, tukin, tugas dinas, dan lain-lain, tidak akan ada apa-apanya. Tapi selalu saja guru yang diutak-atik. Bagaimana guru mau fokus bila selalu diganggu terus,” tandas Dr Muhdi.
Lebih lanjut Dr Muhdi menyampaikan, bila pemerintah ini hendak membangun Indonesia Emas dengan memanfaatkan bonus demografi, kuncinya pada bagaimana cara memperlakukan guru. Hal ini sangat penting, mengingat generasi emas yang akan hidup pada tahun 2045 tersebut, saat ini sudah mulai duduk di bangku pendidikan anak usia dini.
“Generasi emas yang sedang kita siapkan itu kini sekarang sedang duduk di pendidikan anak usia dini. Sebentar lagi mereka akan duduk di level pendidikan dasar. Padahal di level pendidikan dasar inilah masalah honorernya bermuara. Pemerintah harus berpacu dengan waktu. Jangan sampai terlambat,” tandas Dr Muhdi. (za)