
SURAKARTA, derapguru.com — Orang Indonesia itu tidak mengenal tanda baca titik, koma, atau tanda tanya. Yang mereka kenali adalah “tanda pentung” (tanda seru, red). Jadi, biar semua sistem dapat berjalan, yang diterapkan adalah “tanda pentung”.
Cara unik menertibkan kinerja dosen tersebut sampaikan Dekan FKIP UNS, Dr Imam Sujadi MSi, dalam acara Benchmarking dan MoA FPBS UPGRIS dengan FKIP UNS Surakarta di Gedung FKIP UNS, Kamis 19 Juni 2025.
“Paling efektif ya dengan ‘tanda pentung’. Tapi ‘mentung’-nya harus dengan cara yang baik. Contohnya, dosen yang tidak memenuhi 16 kali pertemuan atau tidak melengkapi kelengkapan mengajar, dipentung dengan pemotongan remunerasi-nya,” urai Imam Sujadi.
Imam Sujadi juga menambahkan, selain memberi ‘pentung’ pada perolehan remunerasi, ada juga sistem terintegrasi yang membuat dosen tidak bisa mengunduh berkas tertentu ketika tidak melakukan sesuatu.
“Sistem telah dirancang supaya tidak bisa mengunduh berkas tertentu ketika tidak melengkapi berkas dosen. Berkas ini berkaitan dengan pelaporan BKD. Jadi tidak apa bila tidak mau mengisi, nanti serdosnya sendiri yang tidak cair,” urai Imam Sujadi.
Terkait dengan gambaran umum FKIP UNS, Imam Sujadi menuturkan bila fakultasnya adalah fakultas terbesar di UNS. Dalam satu fakultas ini terdapat 48 program studi dengan rincian 25 program sarjana, 18 program magister, dan 5 program doktoral.
“Kami tidak punya jurusan. Dulu pernah punya tapi sudah dihilangkan karena dianggap tidak efektif. Prodi pun tidak punya Sekprodi (sekretaris program studi, red). Kalau ada urusan akademik, ya langsung laporan ke dekan,” tutur Imam Sujadi.
Ngangsu Kawruh
Sementara itu, Dekan FPBS UPGRIS, Siti Musarokah MPd, menyampaikan bahwa kehadiran rombongan adalah untuk ngangsu kawruh tentang pengelolaan FKIP UNS. Selain untuk ngangsu kawruh, kedatangannya adalah untuk melakukan MoU dengan FKIP UNS.
“Kami datang untuk ngangsu kawruh sekaligus mengajukan nota kesepahaman supaya nanti ada hal-hal yang dapat dikerjasamakan dalam bidang tri dharma perguruan tinggi,” urai Siti Musarokah.
Siti Musarokah juga menambahkan bahwa kedatangannya juga untuk belajar bagaimana proses akreditasi Internasional. Secara kebetulan, FPBS UPGRIS sedang diberikan tugas universitas untuk melakukan “akreditasi internasional,” tambah Siti Musarokah.
Turut hadir dalam agenda tersebut Wakil Dekan I FPBS UPGRIS R Yusuf SB MA, Wakil Dekan II FPBS UPGRIS Dr Dyah Nugraheni MPd, Kepala Unit Penjaminan Mutu Fakultas (UPMF) UPGRIS Prof Dr Seno Warsito MPd bersama tim, Ketua Senat FPBS Zainal Arifin MHum, Kaprodi PBSD Yuli KW MA, Sekprodi PBSD Dr Sunarya MHum, Sekprodi PBI Ajeng Setyorini MPd, Sekprodi PBSI Dr Setia Naka Andrian MPd. (za)