
DIALOG PGRI DENGAN GURU HONORER WONOSOBO
WONOSOBO, derapguru.com – Kunci dari penyelesaian guru honorer terletak pada jumlah ajuan formasi guru yang diajukan. Bila formasi guru dibuka sesuai kebutuhan, harusnya guru honorer akan turut tertampung. Hal tersebut disampaikan Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah, Dr Muhdi, saat berdialog dengan sejumlah guru honorer di Hotel Cabin Tanjung Wonosobo, 25 November 2022 malam tadi.
“Banyak pemerintah daerah yang tidak mengusulkan formasi maksimal untuk menutup kebutuhan guru. Sampai saat ini, pemerintah pusat dan pemerintah daerah masih saling tarik ulur tentang jumlah usulan formasi dan sistem penggajiannya. Yang pasti PGRI Jateng berusaha terus mendorong pemerintah daerah untuk mengusulkan kebutuhan guru semaksimal mungkin,” tutur Dr Muhdi.
Dalam dialog yang diikuti 20 orang guru honorer perwakilan 15 kecamatan se-Kabupaten Wonosobo tersebut, Dr Muhdi, meminta para guru honorer untuk tetap bersabar dan tetap bekerja maksimal. Dr Muhdi menyampaikan bahwa ada progres positif bagi guru honorer dalam ASN PPPK tahun 2022.
“Sudah ada aturan yang memastikan posisi guru honorer akan aman. Pemerintah sudah membuat regulasi baru yang melarang guru honorer digeser oleh guru baru yang lolos seleksi ASN PPPK. Guru-guru baru non-honorer yang lolos ASN PPPK hanya boleh menempati formasi guru sekolah yang lowong,” tutur Dr Muhdi.
Dengan aturan baru tersebut, lanjut Dr Muhdi, pemerintah memberikan kesempatan yang luar biasa bagi guru honorer. Dalam bahasa yang lebih sederhana, guru honorer akan terus ditunggu sampai mereka berhasil lolos passing grade ASN PPPK.
“PGRI akan terus memantau untuk memperjuangkan nasib guru honorer. Target kami, semua guru honorer akan terangkat menjadi ASN PPPK. Di sisi lain, kami juga berharap para guru honorer tetap bekerja secara maksimal di sekolah,” tandas Dr Muhdi. (za)