Home > Business > Delfano Charies: Kalau Susah Komunikasi, Cari Bisnis Yang Tidak Ketemu Orang

Delfano Charies: Kalau Susah Komunikasi, Cari Bisnis Yang Tidak Ketemu Orang

EDSA UPGRIS

SEMARANG, derapguru.com – Bisnis membutuhkan kemampuan komunikasi verbal yang baik, tapi bagaimana bila kemampuan komunikasi verbal seseorang memang tidak bisa diandalkan? Ada jalan lain yang masih bisa ditempuh, yakni bisnis yang tidak membutuhkan komunikasi langsung, seperti bisnis di Shopee, Tokopedia, Lazada, atau market place jenis lainnya.

Hal tersebut disampaikan Pengusaha Muda yang juga Influencer dalam Media Sosial, Delfano Charies, saat mengisi Seminar Nasional & Talkshow “Created Enterpreneurship with Social Media Branding”. Kegiatan yang digelar oleh English  Department Student Association (EDSA) PBI FPBS UPGRIS tersebut, dilangsungkan di Ruang Seminar Lantai 6 Kampus 4 Universitas PGRI Semarang, Jumat 28 Oktober 2022.

Lebih lanjut Delfano menuturkan, bahwa untuk memulai bisnis jangan terlalu banyak pertimbangan. Termasuk juga jangan beralasan, tidak memiliki modal. Terlalu banyak pertimbangan akan membuat bisnis tidak jalan-jalan, lalu akhirnya batal. Sedangkan selalu mengeluhkan modal juga dilarang karena di luar sana ada banyak bisnis yang tidak membutuhkan modal.

“Saya dulu bisnis jam tangan. Saya tidak memiliki barang. Yang punya barang teman saya. Saya bilang ke teman, saya mau ikut jualan, beri saya harga paling rendah. Jadi, jangan bilang tidak bisa bisnis karena tidak punya modal. Ada banyak bisnis yang tidak butuh modal. Yang dibutuhkan itu hanya satu, kepercayaan,” tandas Delfano.

Sementara itu, Owner Tokoyaki 24 yang juga Dosen Manajemen UPGRIS, Noventia Karina Putri, dalam acara tersebut memaparkan bahwa untuk memulai bisnis, mulailah dari hal-hal yang paling  disukai. Menjalankan bisnis dari sesuatu yang disukai akan membuat seseorang lebih paham seluk-beluk bisnis yang dijalani dan juga membuatnya akan lebih tangguh dalam menjalani bisnis.

“Pebinis pemula harus sering-sering belajar dan menambah wawasan dalam bisnis. Perlu juga mendengarkan arahan dari mentor-mentor bisnis. Dengan begitu, ilmu bisnisnya akan terus berkembang dan lebih siap menghadapi resiko-resiko yang mungkin timbul,” tutur Noventia.

Lebih lanjut Noventia mengatakan, bahwa sebagian besar pebisnis adalah orang-orang yang berani bermain di zona tidak nyaman. Jarang ada pebisnis yang hidupnya nyaman dan santai-santai. Ketika mereka mulai merasa nyaman, mereka akan segera kembali mencari ketidaknyamanan.

“Karena di zona-zona tidak nyaman itulah, biasanya, ada banyak peluang bisnis yang bisa dikembangkan,” tandas Noventia.

Sementara itu, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) FPBS UPGRIS, Dr Jafar Sodiq, menyambut baik kegitan EDSA atau Hima Prodi PBI ini. Kegiatan yang digelar oleh para mahasiswa ini sangat relevan dengan profil lulusan Prodi PBI, yakni mempersiapkan lulusan menjadi English Technopreneur atau wirausahawan bahasa Inggris dengan mengkombinasikan bisnis dengan teknologi.

“Kami berharap mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini kelak bisa menjadi guru bahasa Inggris yang juga piawai dalam mengelola bisnis. Tentu saja bisnis yang tetap bergayut pada bidang bahasa Inggris dengan sentuhan teknologi, seperti bisnis dengan menggunakan sosial media dan sejenisnya,” tandas Dr Jafar. (za)

Leave a Reply