Home > D’PGRI > Ketua PGRI Blora: Bencana Janganlah Kita Katakan Sebagai Hukuman

Ketua PGRI Blora: Bencana Janganlah Kita Katakan Sebagai Hukuman

SEMARANG, derapguru.com — Banyaknya bencana lingkungan yang terjadi saat menjelang atau memasuki bulan ramadan harus bisa disikapi secara bijak. Salah satunya adalah dengan melihat bencana bukan sebagai sebuah hukuman, melainkan cara Tuhan untuk mengingatkan kita untuk mawas diri dan lebih mencintai lingkungan.

“Bencana janganlah sampai dikatakan sebagai sebuah hukuman, sebagai kutukan, tapi harus kita lihat sebagai apresiasi Tuhan supaya kita bisa lebih mawas diri dan bisa lebih mencintai lingkungan,” tutur Ketua PGRI Blora, Sintong Joko Kusworo, saat mengisi acara Refleksi Ramadan Bersama PGRI Jawa Tengah yang disiarkan langsung UP Radio Semarang, Kamis 14 Maret 2024.

Sintong menambahkan, kita juga perlu lebih arif dalam menafsirkan makna lingkungan. Maksudnya, kita tidak boleh menafsirkan lingkungan secara sempit hanya merujuk pada alam sekitar. Tapi perlu juga perlu memaknainya secara luas sampai lingkungan sosial kemasyarakatan.

Lingkungan sosial kemasyarakat kita, lanjut Sintong, saat ini juga sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Pelaksanaan Pemilu beberapa waktu lalu sedikit banyak telah membuat masyarakat kita terpecah-pecah.

“Bulan Ramadan adalah momentum yang tepat bagi kita untuk melihat kembali bagaimana cara kita memperlakukan lingkungan. Kita harus bisa melihat kondisi-kondisi lingkungan mana yang perlu dibenahi dan selamatkan,” tutur Sintong.

Lebih lanjut Sintong menuturkan, Ramadan saat ini sangat istimewa dibandingkan dengan Ramadan periode-periode sebelumnya. Hal istimewa itu terlihat dari beriringannya Ramadan ini dengan ibadah Nyepi bagi umat Hindu dan Kenaikan Isa Almasih serta Paskah bagi umat Nasrani.

“Ini terjadi bukan karena kebetulan, tapi emang sudah ditata oleh Yang Maha Kuasa. Bahwa kehidupan seperti ini, toleransi seperti ini, perlu kita jaga dan jalankan sebaik mungkin,” tandas Sintong. (za)

You may also like
Sudah Hukum Alam, Perubahan Pasti Terjadi
DR MUHDI-WISUDA UPGRIS 74
Sistem Zonasi Gagal Karena Kita Main Data di Atas Meja
Guru Pensiun Usia 56 Tahun, Dulu Boyolali Sempat Mau Ikuti Purworejo
guru cantik
141 Guru Honorer Terdampak ‘Cleansing’ Telah Kembali Mengajar

Leave a Reply