Home > BERITA > Hari Ini, Surabaya “Bebas PR” Untuk Siswa SD dan SMP

Hari Ini, Surabaya “Bebas PR” Untuk Siswa SD dan SMP

SD SURABAYA BEBAS PR

SURABAYA, derapguru.com – Pemkot Surabaya akan memulai “petualangan” baru dalam bidang pendidikan, yakni membebaskan peserta didik dari PR untuk jenjang pendidikan SD dan SMP. Sebagai gantinya, sekolah akan menerapkan penggunaan waktu 2 jam untuk pendidikan karakter mulai pukul 13.00—14.00WIB.

Baca Juga: Pengamat Pendidikan: Sekolah Tanpa PR, Perlu Timbang Karakter Sekolah dan Lingkungan

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengaku ada orang tua siswa yang khawatir dengan kebijakan pembebasan PR tersebut. Namun, kata Eri, kekhawatiran tersebut bukan merupakan suatu masalah. Menurutnya, pro dan kontra dalam setiap pengambilan kebijakan merupakan hal yang wajar.

“Sebetulnya orang tua belum memahami kalau PR itu (tetap) ada tetapi diganti dengan PR untuk pembentukan karakter di sekolah. Berarti orang tua harus sadar betul, ketika anaknya di sekolah mendapatkan pendidikan, ada PR setelah itu diselesaikan di sekolah,” kata Eri, Rabu 9 Oktober 2022.

Baca Juga: Murid Cantik Dibantu, Murid Laki-laki Njungkel Dibiarkan

Eri melanjutkan, ada orang tua yang mengaku panik dan khawatir jika pembebasan PR akan berdampak buruk kepada anak-anak dan membuat mereka lebih suka bermain. Eri pun mengajak orang tua siswa untuk ikut membentuk karakter anak-anak saat berada di rumah. Eri menekankan, perlunya orang tua memiliki tugas dalam pengawasan dan menjaga anak-anak setelah pulang dari sekolah.

“Maka, orang tua juga harus mendidik anak-anaknya untuk memiliki karakter sebagai calon pemimpin bangsa nanti,” ujarnya.

Eri mengimbau kepada para orang tua siswa untuk ikut bersama-sama membentuk karakter anak-anak, dan tidak hanya membebankan pendidikan kepada sekolah dan PR anak.

Baca Juga: Tak Ada Geser Menggeser Guru Induk dalam ASN PPPK 2022

Sebelumnya, Pengamat Pendidikan UPGRIS, Dr Arri Handayani, menyampaikan bahwa pengambilan kebijakan sekolah tanpa PR mestinya perlu mempertimbangkan bagaimana karakter sekolah dan karakter lingkungan. Sebab pada suatu wilayah yang luas, karakter sekolah dan karakter lingkungan yang berbeda, dampak yang dihasilkan juga akan berbeda-beda.

“Ada sekolah yang pulangnya sore sehingga siswa sudah capek sepulang sekolah, ada juga yang pulang siang sehingga siswa waktu luangnya sangat banyak. Ini juga perlu menjadi bahan pertimbangan, karena hasil yang diperoleh akan berbeda ketika karakter sekolahnya berbeda,” tandas Dr Arri kepada derapguru.com, Kamis 27 Oktober 2022.

Baca Juga: Peluang Beasiswa di Korsel Sangat Tinggi

Termasuk juga karakter lingkungan. Lingkungan yang berbeda, lanjut Dr Arri, akan menghasilkan dampak yang berbeda. Lingkungan yang tak peduli dengan tumbuh kembang anak tentu akan berbeda hasil dengan lingkungan orang tuanya memahami betul bagaimana anak harus berkembang.

“Orang tua yang tidak mendukung, kurang perhatian, lingkungan juga tidak mendukung, jelas hasilnya nanti jadi tidak baik. Ini hal-hal yang mestinya jadi pertimbangan. Ini bukan berarti memberi PR juga baik lho,” tandas Dr Arri.

Pekerjaan Rumah yang terlalu banyak juga bisa mengganggu tumbuh kembang siswa. Sebaliknya, bila tidak ada sama sekali, anak tanpa aktivitas positif di rumah, juga akan mempengaruhi tumbuh kembangnya juga. (za)

Leave a Reply