JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan total motor berbahan bakar fosil di Indonesia kisarannya mencapai 120 juta unit, sedangkan total mobil berada dalam kisaran sekitar 20 juta unit. Dari jumlah tersebut, per tahunnya rerata mengalami kenaikan sampai dengan 4-5 persen yang mengakibatkan permintaan BBM semakin tinggi.
“Jadi total kendaraan roda dua motor BBM 120 juta unit, waduh banyak banget, naik terus 4-5 persen pertahun, mobil 20 juta unit. Jadi, pemerintah sekarang mendorong dilakukannya konversi kendaraan listrik untuk mendukung pengurangan emisi karbon Co2,” tutur Arifin.
Lebih lanjut Arifin menguraikan, dari total motor dan mobil yang digunakan itu, sumbangan emisi carbon mencapai 100 juta ton per tahun. Angka ini tentu cukup signifikan untuk menambah efek gas rumah kaca yang berdampak pada pemanasan global di seluruh dunia.
“Itu 140 juta unit kendaraan kita ganti (konversi) menjadi listrik, itu kita kurangi emisi tiap tahun 100 juta ton Co2. Targetnya, pada tahun 2060 emisi kita bisa nol,” ucap Arifin.
Hal senada diungkapkan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, bahwa memang sudah saatnya Indonesia mulai meninggalkan penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil atau bahan bakar minyak (BBM) dan beralih menggunakan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
“Satu ide bapak presiden (Joko Widodo) bahwa EV itu jadi satu keharusan sudah ada inpresnya. Jadi, kendaraan BBM kendaraan fosil itu kita tinggalkan,” kata Menhub Budi.
Budi mengatakan, meninggalkan kendaraan berbahan bakar fosil tidak hanya menjadi idealisme tetapi juga menghemat pengeluaran masyarakat hingga 75 persen.
“Satu itu idealisme kita, satu secara keseharian bisa irit 75 persen sehari,” ujarnya. (za)