Home > BERITA > Transformasi Pola Pikir Guru, dari Pola Pikir Ego Keilmuan sampai Pola Pikir Ethic

Transformasi Pola Pikir Guru, dari Pola Pikir Ego Keilmuan sampai Pola Pikir Ethic

WEBINAR PGRI CABSUS

SEMARANG, derapguru.com – Ada beberapa tahap transformasi pola pikir yang harus dilakukan guru untuk menjawab tantangan pendidikan di masa mendatang. Tahapan transformasi pola pikir tersebut dimulai dengan mengubah mindset fanatis terhadap satu keilmuan tertentu menuju kesadaran pentingnya pola pikir multidisiplin keilmuan.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua PGRI Provinsi Jateng, Dr Muhdi, saat mengisi acara webinar “Transformasi Pendidik untuk Indonesia Maju” yang digelar oleh PGRI Cabang Khusus Universitas PGRI Semarang di Balairung UPGRIS, Jumat 9 Desember 2022.

“Guru terkadang merasa pintar sendiri dengan keilmuannya. Merasa kedalaman ilmunya bisa bisa menyelesaikan segala masalah hidup. Padahal kenyataannya, semua masalah hanya bisa diselesaikan dengan multidisiplin keilmuan. Diselesaikan dengan beragam pola pikir keilmuan” urai  Dr Muhdi.

Baca Juga: Dr Muhdi: Guru Harus Bertransformasi Untuk Menjawab Tantangan Masa Depan

Setelah guru menyadari pentingnya berpola pikir multidisiplin, lanjut Dr Muhdi, guru harus bertransformasi lagi menuju creative mind. Creative mind ini akan membuat guru lebih kratif dalam memintal berbagai disiplin keilmuan untuk menghasilkan solusi terhadap suatu masalah.

Ternyata, lanjut Dr Muhdi, creative mind ini juga masih belum cukup untuk menjawab tantangan zaman. Sebab meskipun guru ini sudah sangat kreatif dalam mengolaborasikan berbagai macam disiplin keilmuan, ternyata satu ilmu dengan ilmu lainnya terkadang berbenturan saat melihat sebuah persoalan. Bukannya dapat menyelesaikan masalah, tapi malah menambah masalah.

“Maka dibutuhkanlah respectfull mind, yakni pola pikir yang menghargai perbedaan. Ini transformasi pola pikir selanjutnya bagi guru,” lanjut Dr Muhdi.

Baca Juga: Guru Killer Jadi Salah Satu Tantangan Guru Ke Depan

Dr Muhdi menegaskan guru harus bisa menghargai perbedaan pola pikir. Sebab sebagaimana sifat ilmu yang bisa berubah-ubah sewaktu-waktu bila ditemukan pengetahuan baru, maka kebenaran keilmuan itu sewaktu-waktu juga bisa berubah. Oleh karena itulah, kesadaran untuk selalu memberikan respect terhadap perbedaan pola pikir sangat penting dimiliki seorang guru.

“Bila guru sudah mampu bertransformasi pola pikir sampai level respect terhadap perbedaan, maka guru hanya tinggal satu langkah lagi untuk menjadi guru yang transformatif, yakni memiliki pola pikir etis atau ethic mind,” urai Dr Muhdi.

Dengan memiliki ethic mind, lanjut Dr Muhdi, guru akan mampu menimbang setiap perbuatan dan keputusan berdasarkan atas nilai-nilai kebaikan. Bukan hanya berdasar pada kebaikan saja, melainkan juga berdasart pada sisi kebermanfaatan bagi manusia lain. “Muaranya nanti pada pola pikir yang baik dan bermanfaat,” tandas Dr Muhdi. (za)

Leave a Reply