STOCKHOLM, derapguru.com – Ilmuwan asal Swedia, Svante Paabo, mendapatkan penghargaan Nobel setelah melakukan penelitian di bidang kedokteran terkait evolusi manusia dari masa ke masa. Ilmuwan berusia 67 tahun tersebut, menuliskan penelitiannya dalam paper berjudul “Concerning The Genomes of Extinct Hominins and Human Evolution.”
Nobel menjadi ajang penghargaan paling prestise dan bergengsi di banyak bidang ilmu. Pembiayaan Nobel berasal dari kekayaan Alfred Nobel, seorang penemu dinamit asal Swedia. Alfred Nobel meninggal di San Remo Italia pada 10 Desember 1896, mewasiatkan supaya kekayaannya digunakan untuk hadiah dalam bidang Fisika, Kimia, Fisiologi atau Kedokteran, Sastra, dan Perdamaian.
“Dengan membeberkan perbedaan genetik yang membedakan semua manusia yang hidup dari hominin yang telah punah. Penemuan dia menyediakan dasar untuk mengeksplorasi sesuatu yang unik dari manusia,” ujar Sekretaris Komite Nobel untuk Fisiologi atau Kedokteran, Thomas Perlmann, dalam keterangan rilisnya.
Hominin merupakan sebuah istilah yang merujuk pada garis keturunan manusia yang telah punah, sebagaimana dilansir dari Britannica Encyclopedia. Contohnya yaitu seperti Homo erectus, Homo habilis, Homo neanderthalensis, dan sejumlah spesies dari Australopithecus. Faktor pembeda antara hominin dengan primata lainnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah punah adalah postur tubuh, otak yang lebih besar, serta karakter semisal komunikasi lewat bahasa.
Svente Paabo berhasil mengurutkan genom (rangkaian kromosom pembawa materi genetik) dari hominin Denisova, spesies atau subspesies manusia purba yang telah punah dan tersebar di kawasan Asia pada zaman Paleolitik Bawah dan Tengah. Paabo menunjukkan adanya perubahan genom yang membedakan manusia dengan primata.
Dengan penghargaan ini, Svente Paabo berhak untuk mendapatkan hadiah 867 ribu euro atau sekitar Rp 13 miliar. Pengumumannya sendiri dilakukan di Royal Swedish Academy of Sciences di Stockholm. (za)