
SEMARANG, derapguru.com — Bapak Pendidikan, Ki Hajar Dewantara telah mewariskan filosofi pendidikan, yakni “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani”. Ditengah kemajuan teknologi yang sangat cepat saat ini, masyarakat dengan mudah memperoleh ilmu pengetahuan, dan teknologi. Bahkan untuk belajar dan mendapatkannya tanpa dibatasi sekat, ruang dan waktu.
Masih relevankah filosofi pendidikan yang diajarkan Ki Hajar Dewantara diterapkan para guru dalam praktik penyelenggaraan pendidikan saat ini? Ardan Sirojuddin, Kepala SMK Negeri 10 Semarang dengan tegas menyatakan, Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani, masih sangat relevan diterapkan dalam praktik penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah saat ini.
“Nilai-nilai yang terkandung dalam semboyan tersebut justru semakin dibutuhkan di tengah tantangan pendidikan modern, ujar Ardan menegaskan.
Dijelaskan oleh Ardan, Ing Ngarsa Sung Tuladha menegaskan peran guru sebagai teladan utama bagi peserta didik. Di era digital ini, ketika informasi begitu mudah diakses dan anak-anak semakin kritis, keteladanan seorang guru menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter siswa. Guru tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memperlihatkan integritas, kedisiplinan, dan etika melalui tindakan nyata.
Ing Madya Mangun Karsa menempatkan guru di tengah-tengah siswa, membangun semangat dan motivasi. Guru tidak lagi sekadar menjadi pusat informasi, melainkan fasilitator yang membimbing, mendampingi, dan menghidupkan semangat belajar dalam diri peserta didik. Pendekatan ini selaras dengan prinsip student-centered learning yang banyak diterapkan dalam Kurikulum Merdeka.
Sementara itu, Tut Wuri Handayani mengajarkan pentingnya memberikan kepercayaan dan ruang bagi siswa untuk berkembang mandiri, sembari tetap memberi dorongan dan dukungan. Di tengah tuntutan pembelajaran abad 21 yang menekankan kreativitas, kemandirian, dan kolaborasi, peran guru sebagai pendorong dari belakang ini menjadi sangat strategis.
Tantangan Guru
Apa tantangan guru dalam mendidik anak-anak di era digital dan kemajuan teknologi yang masif saat ini. Dan bagaimana para guru mengatasi tantangan tersebut? Ardan Sirojuddin yang juga ahli IT ini menjelaskan, di era digital dan kemajuan teknologi saat ini, para guru menghadapi berbagai tantangan dalam mendidik anak-anak. Salah satu tantangan utama adalah distraksi dari gadget dan media sosial.
Anak-anak cenderung lebih mudah teralihkan perhatiannya oleh gawai, sehingga konsentrasi belajar menurun. Selain itu, akses informasi yang sangat luas juga membawa tantangan lain, yakni munculnya informasi yang tidak terverifikasi atau hoaks yang bisa mempengaruhi pola pikir anak.
Tantangan lainnya adalah kesenjangan literasi digital, baik dari sisi siswa maupun guru sendiri. Tidak semua anak memiliki kemampuan yang cukup untuk memanfaatkan teknologi secara bijak. Di sisi lain, sebagian guru juga harus beradaptasi dengan cepat terhadap berbagai aplikasi dan platform pembelajaran digital yang terus berkembang.
Guru juga menghadapi tantangan dalam membentuk karakter siswa di tengah budaya instan yang berkembang. Anak-anak zaman sekarang lebih terbiasa dengan hasil cepat, sehingga nilai-nilai seperti ketekunan, kesabaran, dan proses panjang dalam belajar perlu lebih ditekankan.
Perlu Strategi Adaptif
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, guru melakukan berbagai strategi adaptif. Mereka meningkatkan kompetensi digital melalui pelatihan, workshop, dan belajar mandiri agar lebih cakap dalam menggunakan teknologi pembelajaran. Guru juga perlu mengintegrasikan teknologi secara kreatif dalam proses belajar.
Dalam membangun karakter, guru menanamkan nilai-nilai disiplin, kerja keras, dan etika digital melalui pembiasaan, keteladanan, dan diskusi terbuka
Kolaborasi antara guru, orang tua, dan komunitas juga menjadi kunci penting dalam menghadapi tantangan ini. Dengan komunikasi yang intens dan sinergi yang baik, proses pendidikan dapat tetap berjalan efektif meski di tengah derasnya arus teknologi.
Saat diminta pendapat tentang harapannya kepada pemerintahan presiden Prabowo saat ini, Ardan yang pernah menjabat Kepala Sekolah di beberapa SMK negeri ini mengaku berharap Pendidikan di era pemerintahan Presiden Prabowo dapat membawa perubahan positif. Harapan tersebut antara lain untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan berkualitas, dan peningkatan kesejahteraan guru.
Untuk peningkatan kualitas guru, selain dengan memberikan kesejahteraan yang cukup, tentu dengan memperbanyak diklat guru. Dengan upskilling dan reskilling serta sertifikasi kompetensi guru, pungkasnya. (Pur)