SEMARANG, derapguru.com — Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah, Dr Muhdi, mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya atas kinerja Panitia HUT Ke-77 PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2022.
“Berkat kerja keras panitia, kegiatan berjalan sukses dan lancar,” ungkap Dr Muhdi dalam acara Pembubaran Panitia HUT Ke-77 PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN) 2022 di Gedung PGRI Jawa Tengah, Rabu 21 Desember 2022.
“Saya tanya bendahara, habis berapa? Bu Suci (Bendahara, Dr Sri Suciati) menjawab, ‘1.5 miliar’. Ora masalah, lha wong nyumbang (bencana) saja 1 miliar kok,” sahut Dr Muhdi disambut tepuk tangan dan tawa seluruh panitia.
“Paling tidak kalau saya ke daerah itu ora lingsem. PGRI daerah itu kalau membuat acara besarnya bikin geleng-geleng,” lanjut Dr Muhdi membuat tawa panitia yang juga banyak dari pengurus PGRI kabupaten/kota semakin keras tertawa.
Lebih lanjut Dr Muhdi menceritakan, kesuksesan acara juga banyak diwarnai pernak-pernik yang kadang memusingkan. Saat memasuki H-1 misalnya, tiba-tiba ada perintah protokoler istana, semua yang akan masuk ruangan diminta tes antigen.
“Yang ada di ring 1, di sekitar presiden, diminta tes PCR. H-1 bukannya sibuk menyiapkan acara, tapi malah sibuk ngurusi suntik. Dan korbannya malah Bu Ketum (Ketua Umum PB PGRI Prof Unifah Risyidi). Beliau positif, tidak diizinkan masuk. Bikin panik semua. Untung Bu Ketum sigap. Langsung menugasi saya mendampingi Pak Presiden,” tutur Dr Muhdi.
Kendati demikian, Dr Muhdi tetap mengucapkan syukur. Pasalnya, Presiden Jokowi memberikan apresiasi luar biasa terhadap penyelenggaraan acara. Presiden bahkan memuji secara luar biasa semua tampilan-tampilan seni yang disajikan.
“Pak Jokowi juga banyak memberikan pujian pada stand-stand. Beliau kagum pada 2000 buku karya guru. Memuji motor pompa air yang dikatakannya teknologi tepat guna dari sekolah PGRI di Pemalang. Kaget lihat sekolah PGRI mirip hotel dari PGRI di Kudus. Dan banyak bertanya-tanya soal sekolah PGRI di Pati yang banyak prestasi internasionalnya,” tutur Dr Muhdi.
Ketua Panitia
Ucapan terima kasih yang sama juga diungkapkan Ketua Panitia HUT Ke-77 PGRI, Dr Bunyamin, atas peran semua pihak yang telah mendukung terlaksananya agenda secara baik dan lancar.
Dr Bunyamin juga mengisahkan banyak hal di luar dugaan yang dihadapi panitia. Misalnya saja formasi penataan kursi dalam ruangan yang semula berjumlah 5000 harus digeser renggang karena pandemi, hingga hanya cukup 2400-an tamu undangan saja.
“Padahal undangannya 5000 orang, kursinya 2400, sisane melu sopo? Jam sebelas malam, saya bilang pada Pak Ibnu (bagian perlengkapan acara), malam ini ora usah balik. Ora usah mikir anak bojo, mikir piye carane kursi bisa ditambah,” tutur Dr Bunyamin disambut tawa panitia.
Dr Bunyamin lantas menemui komandan Paspampres yang berjaga. Untungnya meski galak tapi ternyata baik hati. “Baru kali ini saya disentak-sentak paspampres. Tapi untunge kok apikan juga. Kursi boleh agak dirapatkan sehingga bisa masuk 4950 tamu undangan. Kurang sedikit tak apalah,” urai Dr Bunyamin.
Hanya saja Dr Bunyamin lupa, kursi pinggir tiap deretnya diisi petugas paspampres yang menyamar menjadi anggota PGRI. Tetap berkurang 150-an lagi untuk tempat duduk paspampres yang duduk dipinggir tapi pakai seragam PGRI.
“Sekalian saja saya berkelakar pada komandan paspampres. Itu nanti kalau Pak Jokowi tanya pada yang paling pinggir, ‘Dari PGRI mana?’ kira-kira pasukan panjenengan jawabnya apa?’ Komandannya bilang, nanti saya suruh sebut nama SMA-nya dulu. Oalah iya. Jebule kok yo pinter tenan komandane,” kata Dr Bunyamin disambut tawa. (za)