
KENDAL, derapguru.com — Pertemuan rutin para pengurus dan mantan pengurus PGRI Jateng merupakan tradisi yang sangat baik. Tradisi ini diwariskan para pimpinan pendahulu dan semoga saja akan terus dijaga oleh para pemimpin selanjutnya.
Hal tersebut disampaikan Ketua PGRI Jateng Dr H Muhdi SH MHum dalam acara Silaturahmi Paguyuban Pengurus PGRI Provinsi Jawa Tengah yang digelar di Kediaman Bendahara PGRI Jateng, Drs H Wahadi MH, di Limbangan Kendal, 29 Januari 2025.
“Tradisi baik ini akan terus kami lanjutkan dan semoga saja bisa menular ke PGRI kabupaten/kota,” urai Muhdi.
Muhdi dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan bahwa apa yang diupayakan para pemimpin pendahulu masih tetap dipertahankan. Bahkan, tidak hanya dipertahankan, tapi juga dikembangkan menjadi lebih besar oleh pengurus yang saat ini.
“Bank Guru, program warisan Pak Darto (Mantan Ketua PGRI Jateng Dr Sudarto MA, red), kini kami kembangkan lagi. Kami kini punya cabang di Kota Salatiga, Pak,” urai Muhdi disambut senyum Dr Sudarto MA.
Muhdi juga menyinggung banyak perkembangan yang ada dalam organisasi. Termasuk makin majunya pengurus Kabupaten/Kota dan makin besar serta makin mewahnya gedung-gedung PGRI di masing-masing wilayah.
“Dulu gedung kita termasuk bagus, tapi sekarang sudah kalah dengan gedung-gedung PGRI di daerah. Pak Aris (Sekum PGRI Jateng Drs H Aris Munandar MPd, red) meninggalkan PGRI Sukoharjo mewariskan gedung megah. Pak Mualip (Wakil Ketua PGRI Jateng H Mualip SPd MM) meninggalkan PGRI Pemalang juga mewariskan gedung megah. Tidak tahu ini, PGRI Jawa Tengah, semoga kami nantinya juga bisa mewariskan gedung baru yang megah,” urai Muhdi disambut tepuk tangan meriah.
Bendahara PGRI Jateng yang juga tuan rumah acara, Drs H Wahadi MH, menyampaikan ucapan selamat datang pada seluruh keluarga besar PGRI Jateng. Wahadi juga mengucapkan terima kasih karena sudah bersedia datang jauh-jauh ke kediamannya yang berada di pelosok desa.
“Biar semua tahu, kalau pengurus PGRI Jateng juga ada yang tinggal di desa seperti saya ini. Terima kasih sudah bersedia rawuh di sini. Saya lahir dan besar di desa ini, kalau isteri asalnya agak kota, di wilayah Boja, tapi ikut saya tinggal di sini,” tutur Wahadi didampingi isteri tercinta.
Sementara itu, Ketua Biro Pembinaan Mental Kerohanian dan Karakter Bangsa PGRI Jateng, Sunan Baedowi SPdI MSi, dalam ceramahnya menyampaikan bahwa menurut hadist, orang tua kita itu ada tiga. Pertama, orang tua yang telah melahirkan kita.
“Kedua, orang tua yang telah menikahkan anak perempuannya dengan kita, atau mertua kita. Dan ketiga, orang tua yang telah mengajari kita, mendidik kita, membimbing kita, atau guru-guru kita,” urai Dr Sunan Baedowi.
Sunan menambahkan, dari ketiga orang tua tersebut, hadist menyebutkan bahwa orang tua ketiga lebih diutamakan dibandingkan dua orang tua lainnya. Dengan catatan, orang tua ketiganya adalah orang yang benar-benar mendidik kita.
“Kenapa kita harus memuliakan orang tua yang mendidik kita, guru kita, daripada dua orang tua yang lain, ternyata yang membuat begitu karena guru itu murobbiruh, yakni orang yang membimbing ruh kita,” urainya. (za)