PATI, derapguru.com – Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah, Dr Muhdi, meminta supaya anak-anak SMA untuk tidak terburu-buru menikah. Setelah lulus, pada siswa sebaiknya memfokuskan diri untuk mewujudkan semua impian-impian yang dimiliki.
Pesan tersebut disampaikan Dr Muhdi saat saat memberikan “Penguatan Profil Pelajar Pancasila” di SMA PGRI 2 Kayen Pati, Kamis 2 Februari.
”Di sini banyak perempuannya. Cantik-cantik lagi. Tapi saya ingatkan, jangan mimpi terlalu tinggi bila usia sekarang sudah kepengin menikah. Jangan menikah dulu, kejar cita-cita. Setelah sukses, baru kemudian menikah,” tandas Dr Muhdi.
Lebih lanjut Dr Muhdi menuturkan, meskipun SMA PGRI 2 Kayen berada di pedesaan, lokasi sekolah tidak lagi menjadi soal untuk meraih kesuksesan. Hal itu juga sudah dibuktikan oleh SMK PGRI 2 Kayen sebagai sekolah di pedesaan tapi banyak mendapatkan medali dari luar negeri.
“Tidak ada lagi alasan bagi orang desa untuk tidak bersekolah. Saya ni orang desa. Nama saya saja Muhdi, hanya Muhdi tok. Tapi saya bisa seperti ini karena saya memang karena saya sekolah. Sekolah adalah jalan paling jitu untuk mewujudkan impian,” tutur Dr Muhdi.
Rektor UPGRIS, Dr Sri Suciati, dalam kesempatan yang sama juga menyampaikan, jangan takut untuk bermimpi. Sebab setiap orang di dunia ini berhak untuk bermimpi. Sebab di masa sekarang ini, tidak ada yang tidak mungkin diraih, yang penting ada usaha untuk mewujudkannya.
“Yang penting bila kalian bermimpi, harus segera bangun. Harus segera mewujudkannya. Jangan sampai kalian tidak berusaha mewujudkan mimpi-mimpi kalian. Jangan hanya berhenti pada mimpi-mimpi saja,” tandas Dr Sri Suciati.
Kepala SMA PGRI 2 Kayen, Drs Surata MPd, merasa tersanjung atas kunjungan rombongan PGRI Provinsi Jawa Tengah di sekolah. Surata berharap, kedatangan para petinggi PGRI di sekolah akan menambah berkah bagi keluarga besar SMA PGRI 2 Kayen Pati.
“Kami sangat tersanjung karena kami yang berada di desa ini, dirawuhi oleh para pejabat dari PGRI Provinsi Jawa Tengah. SMA PGRI 2 Kayen ini ‘mewah’; mepet sawah,” tutur Surata disambut tawa para hadirin.
Lebih lanjut Surata menuturkan, sekolah yang dikelolanya ini memiliki cukup banyak siswa dengan rincian kelas X memiliki 12 kelas. Kelas XI memiliki 11 kelas. Sedangkan kelas XII memiliki 9 kelas. Untuk kelas XII yang agak njomplang tersebut, Surata menguraikan bahwa pada saat itu terkena dampak kebijakan pemerintah.
“Penerimaan Kelas XII itu bersamaan dengan program pemerintah untuk sekolah jenjang SMA gratis. Kami kena dampak, butuh penyesuaian. Alhamdulillah bisa kembali normal di tahun-tahun berikutnya,” urai Surata.
Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Rektor III UPGRIS Dr Sapto Budoyo, Wakil Rektor IV UPGRIS Dr Nur Khoiri, Keminfo PGRI Jawa Tengah Dr Agus Wismanto, Wakil Ketua PGRI Kabupaten Pati Saumsuri SPd, dan Wakil Ketua YPLP PGRI Kabupaten Pati Suhartoyo MM. (za)