Home > D’Pop > Daerah > Hanya Sulistiyo, Tidak Ada Sekum Jadi Ketua Umum

Hanya Sulistiyo, Tidak Ada Sekum Jadi Ketua Umum

Agenda: Jambore Bhakti Guru
Reporter: Tim Redaksi

BANJARNEGARA, derapguru.com – Hampir tidak ada sejarahnya seorang Sekretaris Umum (Sekum) PGRI dari sebuah provinsi mampu menduduki posisi sebagai Ketua Umum PB PGRI. Ketua Umum PB PGRI biasanya berasal dari jajaran pengurus PB PGRI Sendiri atau berasal dari Ketua PGRI dari masing-masing provinsi.

Hal tersebut disampaikan Ketua PGRI Jateng, Dr H Muhdi SH MHum, saat memberikan sambutan pada sesi “Gala Evening Teacher” dalam Jambore Bhakti Guru (JBG) 2023 di Kompleks Pemakaman Dr Sulistiyo MPd, Minggu malam, 30 September 2023.

“Pada saat itu, hampir tidak ada Sekum PGRI provinsi bisa menjadi Ketua Umum PB PGRI. Bahkan, waktu kami mengantarkan beliau menjadi Ketua Umum, banyak orang mempertanyakan, wong Sekum kok ingin menjadi Ketua Umum,” tutur Dr Muhdi menceritakan kenangannya.

Dr Muhdi menuturkan, tapi bukan Dr Sulistiyo bila mundur saat mendapati banyak tentangan. Beliau justru semakin menunjukkan kapasitas dan kemampuannya dalam memimpin sebuah organisasi. mendapati tentangan berat dari berbagai pihak, Sulistiyo bukannya menyerah. Dia justru semakin menunjukkan kapasitasnya pada seluruh warga di nusantara.

“Tapi bukan Sulistiyo bila tidak semakin bersemangat, semakin gigih, dan semakin mempesona. Maka pada akhirnya, di Palembang, bukan hanya menang, tapi juga menang telak. Beliau menjadi ketua umun paling muda yang ada pada masa itu,” tandas Dr Muhdi.

Lebih lanjut Dr Muhdi menuturkan, pada hari Senin beliau berpulang, Jumat dan Sabtunya masih berbincang dan masih dalam keadaan sehat wal afiat. Dan hebatnya lagi, ada iring-iringan jenazah  menuju pemakanan penuh sesak untuk mengantaran beliayu menuju peristirahatan terakhir.

“Seusia saya ini, belum pernah saya menyaksikan ‘kepulangan’ yang begitu banyak dihadiri guru dan masyarakat luas. Ini bukti bahwa sosok Sulistiyo adalah sosok yang telah menghidupkan guru, menghidupkan PGRI, dan membangun solidaritas dengan begitu kuat,” tutur Dr Muhdi.

Ibunda Sulistiyo

Kepergian Sulistiyo, lanjut Dr Muhdi, tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, maupun para guru. Kepergian Sulistiyo membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun datang langsung untuk memberikan penghormatan terakhir jenazah saat disemayamkan di Kota Semarang sebelum diberangkatkan menuju Banjarnegara. SBY bahkan secara tegas mengatakan telah kehilangan putera terbaik bangsa.

Kita semua kehilangan salah seorang putera bangsa terbaik. Seorang yang sangat mencintai profesi guru. Berjuang untuk nasib, kesejahteraan, dan peningkatan kemampuan guru. Ini yang berujar SBY, bukan saya,” tandas Dr Muhdi.

Hal lain yang diingat Dr Muhdi adalah kegigihah Ibunda Dr Sulistiyo untuk meminta beliau dimakamkan di Banjarnegara. Semula beliau akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan di Kota Semarang, tapi karena Ibundanya bersikukuh maka pemakaman pun dialihkan di tempat saat ini.

“Saya salah satu saksinya (saat Ibunda Sulistiyo bersikukuh soal lokasi pemakaman, red). Dan ternyata feeling-nya Ibunda Sulistiyo luar biasa. Dia meminta dimakamkan di sini, agar tempat ini dimulaikan para guru, sehingga sekarang makam beliau menjadi indah seperti ini. Ramai dikunjungi peziarah,” tandas Dr Muhdi. (za/wis)

You may also like
Jelang Pemerintahan Baru, Harapan Kemendikbudristek Kurikulum Merdeka Lanjut
Dilantik Sore ini, Berikut Daftar Pengurus PGRI Kota Semarang
Berjalan Lancar, Kemah Revolusi Mental Ditutup
Penting, Penguatan Karakter Melalui Kemah Revolusi Mental

Leave a Reply