Home > BERITA > Guru Jangan Terjebak Linearitas Keilmuan

Guru Jangan Terjebak Linearitas Keilmuan

Agenda:  Digital Academic Training dan Pelatihan Editor Buku 
Reporter: Tim Redaksi

 

SEMARANG – Ketua PGRI Jateng, Dr Muhdi SH MHum, meminta para guru untuk tidak terjebak pada linieritas keilmuan dan keangkuhan keilmuan masing-masing. Para guru harus bisa berpikir lebih komprehensif dan mampu bekerjasama dengan guru-guru yang memiliki keilmuan berbeda dengan keilmuannya.

“Tidak akan lahir teknologi operasi laser bila para dokter tidak mau bekerjasama dengan ahli fisika. Dokter mana paham teknologi laser. Tapi dengan lintas keilmuan, akhirnya tindakan operasi tidak lagi harus mengedel-edel tubuh,” urai Muhdi di sela acara “Lokakarya Narasumber Digital Academic Training dan Pelatihan Editor Buku PGRI Jateng”, di Wisma P4G Kampus II UPGRIS, Sabtu-Minggu (17/18) kemarin.

Muhdi menuturkan, beberapa waktu lalu dunia pendidikan pernah terjebak dalam perangkap linearitas yang mengakibatkan para pendidik tidak berkembang. Guru merasa angkuh dengan keilmuannya dan tidak mau belajar ilmu lain sehingga ketika pandemi datang, guru-guru goncang karena tidak menguasai ilmu teknologi informasi.

“Sekarang semua baru menyadari, bahwa ilmu itu tidak berdiri sendiri. Untuk melahirkan sesuatu yang bermanfaat, berbagai ilmu harus mampu bersatu dan bekerjasama. Ini harus betul-betul disadari para guru. Apalagi terkait dengan penguasaan teknologi informasi. Guru harus mau belajar teknologi informasi, apapun disiplin bidang keilmuannya,” tandas Muhdi.

Teknologi informasi, lanjut Muhdi, sudah bukan lagi wajib dikuasai para guru. Guru sudah harus sampai pada tahap terampil menggunakan teknologi informasi. Pasalnya, pola pembelajaran ke depan akan cenderung melibatkan teknologi informasi sebagai bagian dari proses pembelajarannya.

“Di masa mendatang, teknologi informasi akan menjadi pilihan dalam proses pembelajaran. Jadi sudah bukan waktunya lagi kalau sekedar menguasai, guru harus sudah terampil. Tapi kenyataannya sampai sekarang kan ya masih banyak guru yang memanfaatkan ponsel hanya untuk menelpon dan mengirim pesan,” kata Muhdi disambut tawa para guru.

Muhdi menambahkan, tantangan guru ke depan akan semakin berat. Ilmu yang berkembang begitu cepat harus bisa diikuti guru. Percepatan perubahan keilmuan ini akan menuntut para guru untuk terus-menerus meng-upgrade keilmuannya. Ilmu yang dikuasai saat ini, biasa jadi lima tahun ke depan tidak akan berguna lagi. Guru harus mau menjadi pembelajar sepanjang hayat.

“Tidak akan lahir murid yang hebat dari guru yang tidak hebat. Murid yang hebat hanya akan lahir dari guru yang hebat. Maka saya minta para guru untuk terus meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan generasi bangsa yang hebat-hebat,” pungkas Muhdi. (za)

You may also like
Akuntabilitas Libur Sekolah
Dr Muhdi: Apresiasi Untuk Seluruh Pimpinan UPGRIS
Rektor UPGRIS: Momen Istimewa Bersama Keluarga Besar UPGRIS
Mahasiswa PPG UPGRIS Latih Masyarakat Buat Bouquet

Leave a Reply