SEMARANG, derapguru.com – Hidup di pedesaan, dengan fasilitas hidup yang tidak memadai, bukan halangan untuk dapat bersekolah. Karena hanya dengan bersekolah, orang-orang yang hidup di pedesaan, yang tersandera keterbatasan, bisa mengubah nasib.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah, Dr Muhdi, dalam acara “Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bagi Siswa SMK PGRI 01 Kota Semarang”, di Ruang Seminar Lantai 6 Menara Kampus 4 UPGRIS, Selasa 10 Januari 2023.
“Saya anak desa, hidup dalam keterbatasan. Bapak saya buta huruf. Sampai meninggal pun Bapak tidak bisa menulis. Tapi Bapak saya sadar sekolah. Saya disekolahkan sampai kuliah,” urai Dr Muhdi menceritakan kehidupannya yang penuh keterbatasan sebagai orang desa.
Dengan modal sekolah, lanjut Dr Muhdi, dirinya bisa sampai pada titik seperti ini. Bisa menjadi dosen di UPGRIS. Meniti karir sampai puncak hingga menjadi Rektor UPGRIS. Sekarang menjadi Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah. Bahkan dipercaya pula menjadi bagian dari Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDik).
“Semua karena saya sekolah. Maka dari itu, saya berpesan pada kalian semua. Sekolahlah setinggi-tingginya. Karena hanya dengan sekolah kalian bisa menjadi apa saja seperti yang kalian inginkan,” tutur Dr Muhdi.
Lebih lanjut Dr Muhdi mengingatkan perubahan peradaban yang akan menjadi tantangan ke depan bagi generasi muda. Ada perubahan teknologi yang luar biasa, yang mungkin tidak dapat kita bayangkan saat ini. Semua itu akan menjadi realitas kehidupan yang harus dihadapi di masa mendatang.
“Drone saat ini masih menjadi menjadi barang mainan, tapi tidak tertutup kemungkinan, di masa mendatang, drone akan menjadi kendaraan pribadi, seperti motor terbang yang bisa membuat orang bisa terbang kemana-mana,” tutur Dr Muhdi.
Perubahan-perubahan yang terjadi di masa depan, lanjut Dr Muhdi, harus disambut generasi muda dengan persiapan yang baik. Sebab bisa jadi, bila tidak menguasai teknologi, mereka hanya akan menjadi penonton bagi perubahan. Hanya orang-orang yang menguasai teknologi, yang beradaptasi dengan perubahan, yang akan bisa menikmati masa depan.
Sementara itu, Ketua PGRI Kota Semarang yang juga Wakil Rektor IV UPGRIS, Dr Nur Khoiri, dalam pengantarnya menyampaikan supaya sekolah dan lembaga yang ada di bawah PGRI Jawa Tengah untuk selalu bersinergi dan selalu tegak lurus dengan kebijakan organisasi.
“Untuk memajukan sekolah dan organisasi, dibutuhkan kolaborasi yang bagus dan kepatuhan dalam kebijakan organisasi. Semua elemen organisasi, baik PGRI Kota Semarang berikut lembaga-lemaga di bawahnya, termasuk juga sekolah-sekolah di bawah PGRI, harus tegak lurus dengan organisasi dan mengamankan keputusan Konferensi PGRI Jawa Tengah,” tandas Dr Nur Khoiri.
Ketua YPLP PGRI Kota Semarang, Mukhlis MPd, dalam laporannya menyampaikan bahwa siswa yang menjadi peserta dalam kegiatan ini berjumlah 246 siswa. Di harapkan melalui kegiatan ini, para siswa mendapatkan gambaran yang jelas tentang tantangan hidup di masa depan dan cara survivalnya.
“Saya juga mengingatkan, semua sekolah di bawah PGRI Kota Semarang harus membangun kerjasama yang kuat. Yang lemah belajar dengan yang kuat, yang kuat membantu yang lemah, agar semua bisa menjadi besar bersama-sama,” tutur Mukhlis. (za)