SEMARANG, derapguru.com – Ada yang tradisi unik yang akan ditemui ketika melewatkan masa ramadan di Kabupaten Rembang. Tradisi tersebut tidak lain “Tradisi Tong Tong Tek” setiap kali memasuki 10 hari terakhir masa ramadan. Tong Tong Tek adalah tradisi berkeliling kampung dengan bermain “kotekan” bambu untuk membangunkan masyarakat agar bersahur.
Kekhasan suasana ramadan di Rembang ini digambarkan langsung oleh Ketua PGRI Kabupaten Rembang, Drs Jumanto MPd, saat mengisi acara “Bincang Ramadan Bareng PGRI Jateng” yang digelar UP Radio Semarang, Rabu 5 April 2023. Dalam siaran kali ini, hadir pula Ketua PGRI Kabupaten Wonogiri, Drs Mulyatno MPd, untuk berbagi ruang siar.
“Nyaris di setiap kampung ada yang keliling kampung membangunkan orang-orang untuk bersahur. Kalau dulu pakainya bambu dipukul-pukul sekarang sudah pakai sound system yang lebih canggih,” urai Jumanto.
Tradisi Tong Tong Tek ini tidak lepas dari kultur masyarakat rembang yang begitu religius. Banyaknya pondok pesantren dan ulama-ulama besar di Kabupaten Rembang sedikit banyak membawa pengaruh pada tradisi-tradisi masyarakatnya. Terlebih lagi pada saat-saat Ramadan.
“Pada perkembangannya, Tradisi Tong Tong Tek kemudian diambil alih pemerintah dengan menggelar festivalnya saat menjelang idul fitri. Tak main-main, Tong Tong Tek yang semula beralatkan bambu, kini berubah jadi sound system yang diangkut dalam tronton. Seperti festival musik di atas truk tronton yang berjalan,” urai Jumanto.
Hal lain yang khas dari Kabupaten Rembang, lanjut Jumanto, adalah tradisi makan lontong khas dari Rembang saat idul fitri tiba, yakni lontong tuyuhan. Lontong tuyuhan ini lontong khas bentuknya segitiga dengan kuah opor yang sangat nikmat. Dinamakan lontong tuyuhan karena lontong ini dikembangkan masyarakat dari Kampung Tuyuhan.
“Lontongnya Tuyuhan ini makannya di tepi jalan sawah, makannya di tempat terbuka, minumnya kalau dulu pakai kendi kalau sekarang minumnya ya bisa es legen atau es degan,” tutur Jumanto.
Terkait dengan religiustitas, Jumanto menuturkan Kabupaten Rembang pada masa ramadan suasananya sangat religius. Tentu saja hal ini dipengaruhi oleh beberapa ulama-ulama besar yang memang berasal di kabupaten ini, seperti Gus Baha, Gus Mus, Gus Qoyum, dan ulama-ulama lainnya.
“Selain ulama-ulama besar yang juga memiliki pondok, ada juga Pondok Pesantren Al Anwar, di Sarang Rembang, miliknya almarhum KH Maimun Zubair, yang sekarang dikelola putera-putera beliau,” tandas Jumanto. (za)