Agenda: Sosialisasi Perjuangan dan Daspen Reporter: Tim Redaksi
BATANG, derapguru.com – Tunjangan profesi yang diterima guru seperti pisau bermata dua. Di satu sisi sangat membantu dalam hal peningkatan kesejahteraan guru. Tapi di sisi lain juga membawa negatif dengan melonjaknya kasus perselingkuhan dan perceraian guru yang ditangani pemerintah setelah ada tunjangan ini.
Kisah pernak-pernik di balik lahirnya tunjangan profesi sebagai hasil perjuangan PGRI tersebut disampaikan oleh Ketua PGRI Jateng Dr H Muhdi SH MHum, dalam acara Sosialisasi Perjuangan dan Daspen PGRI Jateng yang dipusatkan di Gedung Guru PGRI Batang, Sabtu 19 Agustus 2023.
“Saya dikomplain teman-teman biro hukum pemerintah provinsi. Pak Muhdi, setelah sertifikasi, jumlah PNS guru selingkuh banyak sekali, dan yang bercerai jumlahnya tertinggi di Jateng,” tutur Dr Muhdi.
Dr Muhdi kemudian berkelakar, bahwa untuk bisa melihat kasus guru tidak serta-merta dengan menghitung jumlah totalnya. Kalau dihitung jumlahnya pasti akan besar, karena guru memang jumlah PNS terbesar. Cara melihat harusnya dengan menghitung persentasenya.
“Nah, kalau pakai persentase jumlahnya kan jadi kecil. Jadi klau dihitung secara persentase ya tetap kecil karena guru yang baik jumlahnya akan tetap lebiah banyak. Yang menjadi masalah, kenapa banyak peselingkuhan guru terbongkar? Ini karena guru itu biasane lurus-lurus saja. Ketika belok sedikit, langsung ketahuan,” tandas Dr Muhdi disambut tawa audien.
Di samping dampak negatif, lanjut Dr Muhdi, tunjangan sertifikasi juga banyak membawa dampak positif. Salah satunya, banyak guru yang kemudian mendaftar haji. Dampaknya, antrean haji saat ini mengular panjang sampai di atas 20 tahun ke depan.
“Antrean haji saat ini sampai di atas 20 tahun ke depan. Ini dampak yang nyata setelah lahirnya tunjangan profesi guru. Banyak guru daftar haji atau umrah. Dan yang tidak sabar antre, kemudian banyak yang memilih jalur haji plus yang biayanya sekitar 250 juta per orang. Kok yo duwe duwit ya,” tutur Dr Muhdi disambut tawa audiens.
Daspen
Semenentara itu, Wakil Ketua PGRI Jateng yang juga Ketua Daspen PGRI Jateng, H Sakbani SPd MH, menuturkan bahwa peserta Daspen terus menyusut dalam sepuluh tahun terakhir. Selain adanya bom pensiun guru, lama tiada pengangkatan gutu membuat daspen mengalami stagnasi jumlah peserta, sebaliknya jumlah santunan yang diberikan terus meningkat.
“Beberapa tahun terakhir daspen sempat nyaris ‘gagal-bayar’. Pasalnya, terjadi lonjakan jumlah pensiunan, sedangkan rekrutmen guru sempat lama ditiadakan. Kini setelah berhasil melewati masa-masa kritis, Daspen terus menunjukkan grafiks yang menyakinkan,” tandas H Sakbani.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Batang, Budiono SH MSi, Ketua PGRI Batang M Arief Rahman MPd, Wakil Sekretaris PGRI Jateng, Wahadi MH, Kabiro Kominfo PGRI Jateng Dr Agus Wismanto MPd, dan anggota maupun pengurus PGRI Kabupaten Batang. (za)