UNGARAN, derapguru.com — Bullying merupakan salah satu dosa besar pendidikan yang kini jadi target utama penataan pendidikan di Indonesia. Berbagai kebijakan serius–sampai dengan tindakan hukum–telah diambil, tapi berbagai prilaku bullying ternyata masih saja terjadi di mana-mana.
Prihatin akan hal tersebut, baru-baru ini, Tim Pengabdian Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) yang terdiri atas Dr Dias Andris Susanto MPd, Dr Arso Setyaji MHum, Dr Rahmawati Sukmaningrum MPd, dan Faiza Hawa SPd MHum terjun langsung ke lapangan untuk memberikan daya dorong terhadap tindakan antibullying.
Cara yang ditempuh adalah dengan memberikan peningkatan kapasitas guru untuk menangkal bullying melalui program pengabdian bertajuk “PKM Peningkatan Kapasitas Guru untuk Menangkal Bullying/Perundungan Peserta Didik untuk Menciptakan Sekolah Ramah Anak di SDN Bergas Lor 2″.
Ketua Tim Pengabdian, Dr Dias Andris Susanto menuturkan, kekerasan seksual, bullying, dan intoleransi merupakan tiga masalah besar dalam pendidikan Indonesia. Masalah-masalah ini tidak akan tertangani bila semua pihak tidak mau terjun bersama-sama mengatasi masalah ini.
“Bullying sudah nyaris membudaya. Bahkah, di tengah gencarnya kegiatan antibullying, baru-baru saja kita dengar berita viral anak artis beserta geng-nya melakukan tindakan bullying. Di sekolah elit lagi,” tutur Dr Dias Andris.
Kondisi ini, lanjut Dr Dias Andris, menunjukkan bahwa tindakan bullying ini sudah begitu parah sehingga bisa menyasar siapa pun dan bisa terjadi sekolah manapun. Untuk turut membantu menekan terjadinya tindakan bullying, timnya sengaja menyasar para guru dengan memberikan bekal lebih tentang cara mengantisipasi atau menangani tindakan bullying.
“Semoga dengan apa yang kami berikan, para guru bisa lebih respontif sehingga bisa melakukan tindakan preventif terhadap perilaku-perilaku yang berpotensi pula menjadi tindakan bullying,” tandas Dr Dias Andris. (za)