
SEMARANG, derapguru.com — Lahirnya ‘teknologi berdampak’–seperti munculnya internet atau Artificial Intelligence (AI)–biasanya menandai pula lahirnya peradaban baru. Dan siapapun yang mampu beradaptasi lebih cepat dengan teknologi baru, merekalah yang akan menjadi ‘pemenang’ dalam dunia tatanan baru tersebut.
Pandangan tersebut disampaikan Kaprodi PPKn FPIPSKR UPGRIS, Rahmat Sudrajat MPd, saat mengisi kuliah umum bertajuk “Refleksi dan Repersepsi Aktual terhadap Implementasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam Pendidikan dan Kehidupan Sosial” di Seminar Hall 6fl Kampus IV UPGRIS, Kamis 12 Juni 2025.
“Dunia pendidikan harus segera mengadaptasikan AI dalam kurikulum pembelajaran. Tujuannya agar para guru dapat memanfaatkan teknologi mutakhir ini secara secara etis, efektif dan bertanggungjawab,” urai Rahmat.
Rahmat menambahkan, saat ini penggunaan AI memang masih kontroversial dan menemui banyak penentangan. Hal ini sangat wajar dan selalu terjadi setiap kali teknologi baru ditemukan. Tapi menghindarkan diri dari teknologi mutakhir juga bukan langkah yang tepat, karena mau tak mau ke depannya teknologi ini akan digunakan pada semua lini.
“Yang dibutuhkan adalah regulasi yang baik supaya dunia pendidikan dapat menggunakan teknologi ini secara etis dan positif. Kita tidak bisa terus-menerus menghindar atau melarikan diri dari perubahan peradaban, harus segera beradaptasi,” tandas Rahmat
Dalam kesempatan tersebut hadir pula dua akademisi lain yang turut mengulik perihal AI, yakni Dr Sri Suneki MPd dan Fuad Noorzeha SFil MPhil. Sri Suneki menyoroti potensi AI untuk mencipta ruang positif terkait dengan dunia internet. Dia juga menyoroti potensi AI dalam menciptakan efisiensi, tapi sekaligus memperingatkan tentang risiko diskriminasi yang harus diantisipasi melalui kebijakan yang adil dan inklusif.
Sedangkan Fuad Noorzeha, mengatakan bahwa AI bukan sekadar instrumen, tetapi juga entitas yang membentuk cara berpikir dan bertindak manusia secara baru yang harus disikapi dengan kecermatan etis dan kebijaksanaan filosofis. Bila entitas baru ini berhasil dipahami secara etis dan filosofis, maka sisi-sisi positifnya akan segera bisa didapatkan.
Acara ini sendiri dibuka secara resmi oleh Dekan FPIPSKR UPGRIS, Dr Agus Sutono SFil MPhil. Dalam sambutannya dia menegaskan pentingnya kesadaran dan pemahaman kritis terhadap perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang semakin masif merambah berbagai sektor kehidupan, termasuk pendidikan dan relasi sosial masyarakat. (za)