Agenda: Workshop Transformasi Digital PGRI Reporter: Tim Redaksi
SEMARANG, derapgurucom — Ketua PGRI Jateng, Dr H Muhdi SH MHum, mengucapkan terima kasih pada PB PGRI yang telah mempercayai PGRI Jawa Tengah sebagai tuan rumah Workshop Tansformasi Digital PGRI seri ke-4. Dr Muhdi juga mengucapkan selamat datang pada perwakilan anggota dan pengurus PGRI Yogyakarta yang turut bergabung dalam kegiatan ini.
“Terima kasih atas kedatangan saudara-saudara kami dari provinsi yang ‘istimewa’. Di tempat kami juga ada yang istimewa. Datang dari Cilacap. Kalau Jogja paling 2 jam sampai. Kalau Cilacap, ada di ujung perbatasan, butuh 6 jam untuk sampai,” tutur Dr Muhdi menggoda utusan dari PGRI Yogyakarta dengan kata ‘istimewa’.
Sebelumnya, Wakil Ketua PGRI Yogyakarta, Timbul Mulyono, menggoda Jawa Tengah dengan kata ‘istimewa’ yang mereka miliki saat menguraikan perbedaan pengelolaan organisasi antara Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
“Kalau Jateng begitu ya biarlah. DIY ya harus beda. Karena DIY kan ada beban ‘istimewa’-nya,” tutur Timbul disambut tawa para audiens di lokasi acara.
Terkait dengan kegiatan yang sedang berlangsung, Dr Muhdi memberikan apresiasi luar biasa terhadap upaya PB PGRI dalam meningkatkan skill guru dan tenaga kependidikan. Dia berharap dengan adanya kegiatan-kegiatan berkualitas seperti ini para guru dan tenaga kependidikan bisa menghasilkan generasi muda yang unggul dan kompetitif.
Dr Muhdi menyampaikan bahwa dalam setiap kesempatan, dirinya selalu mengingatkan sejarah penting perjuangan organisasi PGRI. Bahwa untuk mendirikan organisasi bernama PGRI ini, para guru dari berbagai latar organisasi yang berbeda, berkumpul di Kota Surakarta untuk meleburkan diri dalam satu organisasi.
“Tepat 100 hari setelah kemerdekaan para guru dari berbagai macam organisasi meleburkan diri menjadi satu organisasi bernama PGRI. Kalau tahun 1928 para pemuda mengangkat sumpah untuk 3 hal, pada 100 hari setelah kemerdekaan ini para guru juga mengangkat ‘sumpah’ untuk 3 hal yang menjadi tujuan pendirian PGRI,” tutur Dr Muhdi.
Ketiga hal tersebut, lanjut Dr Muhdi, pertama, mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia. Kedua, mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan. Ketiga, membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.
“Kalau dipersingkat kurang lebihnya: mempertahankan kemerdekaan Indonesia, memajukan pendidikan, dan memuliakan guru,” tutur Dr Muhdi. (za)