CIANJUR, derapguru.com — SMKN 1 Cikalongkulon, Cianjur, Jawa Barat membangun bisnis peternakan ayam sebagai Teaching Factory (Tefa) sekolah. Tak sekadar mendirikan bisnis, sekolah ini juga meraup untung berlipat setiap kali panen raya.
Kepala SMKN 1 Cikalongkulon, Jajat Sudrajat, menyampaikan sekolahnya merupakan salah satu sekolah yang ditunjuk sebagai SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) dengan Tefa Agribisnis Ayam Potong.
“Dengan adanya program SMK PK ini banyak manfaat yang didapatkan oleh SMKN 1 Cikalongkulon. Guru semakin berkompeten karena dibekali dengan workshop Implementasi Kurikulum Merdeka, adanya kegiatan Tefa pembelajaran berbasis proyek sehingga keterampilan siswa bisa sesuai dengan kebutuhan industri,” tutur Sudrajat.
Lebih lanjut Jajat mengatakan, melalui pelaksanaan program SMK PK, kepercayaan masyarakat terhadap SMKN 1 Cikalongkulon semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat pada jumlah siswa dari Jurusan Agribisnis Ternak Unggas yang dulu sepi peminat sekarang semakin ramai siswa yang mendaftar pada jurusan tersebut.
“Dengan program ini SMKN 1 Cikalongkulon dijadikan sebagai sekolah rujukan bagi sekolah pertanian sekitar untuk belajar pemeliharaan ayam pedaging dan cara pengelolaannya. Tidak hanya itu program kewirausahaan pun di sekolah pun dapat berjalan dengan baik,” tutur Sudrajat.
Dalam pelaksanaan Tefa, SMKN 1 Cikalongkulon bekerja sama dengan paranje dari PT AS Putra Perkasa. Tefa SMKN 1 Cikalongkulon berfokus pada pemelihaan ayam pedaging. Teaching Farm SMKN 1 Cikalongkulon memiliki dua kandang dengan sistem closed house, di mana masing-masing kandang diisi oleh 5.000 ekor.
Pemeliharaan ayam pedaging di SMKN 1 Cikalongkulon diawali dari pemeliharaan DOC (Day Old Chick), pemberian makan dan minum, pengecekan suhu, recording, sampai dengan panen. Seluruh proses ini dilakukan oleh siswa dengan pengawasan dari teknisi.
Jadwal pembelajaran dibuat dengan sistem blok satu minggu sekali. Selama satu minggu di kandang setiap kelompok berbagi tugas untuk mengontrol tiap satu jam sekali. Di hari terakhir, siswa akan mengikuti ujian lisan dan tulisan untuk mengukur keterampilan yang sudah didapatkan selama satu minggu di kendang.
“Semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa terekam dalam aplikasi sehingga guru dapat melihat progres pemeliharaan ayam dan dapat mengevaluasi masalah-masalah yang terjadi selama pemeliharaan,” tutur Sudrajat.
Pemeliharaan ayam dari awal hingga panen memakan waktu sekitar 35 hari. Satu kali pemeliharaan Teaching Farm SMKN 1 Cikalongkulon menghasilkan 10.000 ekor ayam pedaging. Hasil panen dari SMKN 1 CIkalongkulon kemudian dibeli langsung oleh paranje industri mitra dengan harga 20 ribu per kilogram. Bila bobot rerata dianggap 1 kg per ekor, maka pendapatan bruto tiap panen mencapai 200.000.000 juta rupiah tiap 35 hari. (za)