BANJARNEGARA, derapguru.com – Malang tak bisa ditolak mujur tak bisa diraih. Itulah pepatah yang tepat untuk menggambarkan nasib Giat Purwoko, Guru SDN 2 Argasoka Banjarnegara. Jelang HUT ke-77 PGRI yang penuh kemeriahan, dia justru berduka karena rumahnya dilalap di jago merah.
Kebakaran tersebut juga sempat membuat panik siswa SMAN 1 Banjarnegara, mengingat rumah yang berada di Kompleks Perumahan Rakyat Banjarnegara tersebut, tepat di belakang belakang sekolah tersebut. Untuk meringankan beban sekligus wujud solidaritas, PGRI Kabupaten Banjarnegara berkunjung untuk memberikan bantuan.
Ketua PGRI Banjarnegara, Noor Tamami, yang memimpin langsung kunjungan menyampai turut prihatin atas musibah yang dialami Giat Purwoko. Noor Tamami juga menuturkan, ada beberapa guru lain di Banjarnegara ini juga terkena musibah, seperti rumah yang pecah karena tanah bergerak.
“Kami turut prihatin dengan musibah ini. Selain Pak Giat ini, juga ada beberapa guru di daerah Wanayasa yang mengungsi karena tanah bergerak. Juga ada sekolah yang sementara pindah ke sekolah darurat. Semoga nanti kami juga bisa membantu,” jelas Noor Tamami.
Noor menambahkan di masa sering terjadi bencana seperti saat ini, PGRI berusaha untuk bisa membantu guru maupun sekolah yang terkena bencana. Bahkan, bila Pemda melibatkan, Satgas PGRI dengan segenap sumberdaya yang dimiliki siap untuk dilibatkan.
Giat Purwoko mengucapkan terimakasih atas bantuan PGRI tersebut. Ia mengaku bahagia karena PGRI turut membantunya. “Bantuan ini mengurangi kesedihan kami. Kami masih bersyukur karena tidak ada korban dalam musibah ini,” ujar Giat. (za)