SEMARANG, derapguru.com – Pada dasarnya, setiap peserta didik terlahir lengkap dengan bakat, minat, dan potensinya masing-masing. Oleh karena itu, tugas guru hanyalah tinggal menebalkan saja garis-garis samar yang sudah ada pada diri siswa.
Hal menarik tersebut disampaikan Anggota SLCC PGRI Jawa Tengah, Dr Katarina Herwanti, saat menjadi narasumber dalam podcast “Ngobr-Us: Guru Bersahaja menghamba pada Siswa” UP Radio Semarang, Kamis sore 9 Februari 2022.
“Jadi tugas guru hanya tinggal menuntun, membantu, dan membimbing segala bakat, minat, dan potensi anak yang sudah ada sejak lahir,” tandas Dr Katarina.
Lebih lanjut Dr Katarina menuturkan, bahwa pendekatan pendidikan pada masa sekarang lebih menitiberatkan pada kepentingan peserta didik. Artinya, guru-guru harus dapat menuntun segala kodrat yang sudah ada sejak lahir, mendahulukan kepentingan anak, dan memerdekakannya.
“Guru harus mampu melihat potensi-potensi yang ada dalam diri peserta didik. Harus tahu dan mampu membangkitkannya, sehingga bakat dan minat peserta didik terasah secara optimal,” tutur Dr Katarina.
Dalam kesempatan tersebut, Dr Katarina juga menanggapi bagaimana bila di dalam suatu kelas terdapat anak yang termasuk lambat dalam menangkap pelajaran dibandingkan dengan yang lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut, seorang guru harus mengingat bahwa setiap siswa memiliki karakter masing-masing dan harus dididik dengan kekahasan masing-masing.
“Pembelajaran dalam kurikulum itu ibarat sebuah perjalanan. Perjalanan itu ada tujuan. Bukan perkara cepat atau lambatnya anak. Tapi bagaimana cara guru mengantarkan anak sampai tujuan,” tandas Dr Katarina.
Dengan pemahaman tersebut, tidak akan ada lagi anak yang tidak tuntas belajarnya. (za)