JAKARTA, derapguru.com – Toyota Indonesia memastikan bakal produksi baterai untuk mobil listrik dan hybrid. Untuk itu, pihaknya mulai membangun fasilitas perakitan baterai untuk mobil listrik di Karawang Jawa Barat yang akan mulai beroperasi pada akhir tahun ini.
“Tahun ini kami akan memproduksi HEV dan assembling baterainya secara lokal. Sehingga bila bicara kesiapan, kami dari Toyota siap memproduksi kendaraan elektrifikasi,” kata Direktur Production Engineering & Vehicle Manufacturing PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto, baru-baru ini.
Keputusan tersebut, lanjut Nandi, seiring dengan rencana perseroan untuk mulai memproduksi mobil hibrida atau Hybrid Electric Vehicle (HEV) dalam periode sama. Keputusan ini akan menjadikan Toyota sebagai pabrikan otomotif pertama yang punya baterai sendiri di Tanah Air.
Kendati belum dijelaskan lebih jauh terkait perakitan salah satu komponen utama kendaraan bermotor listrik dengan penguasaan sekitar 40 persen ini, gebrakan Toyota dapat membuat industri elektrifikasi dalam negeri semakin menggeliat. Mengingat, hampir 80 persen pembeli mobil di Indonesia berasal dari kelas terkait dengan jangkauan daya beli di bawah Rp 350 juta.
“Nanti semua model yang sudah kami punya akan ada hybrid-nya karena market paling besar di Indonesia adalah entry level. Sehingga yang berada di segmen itu punya pilihan untuk elektrifikasi juga,” kata Nandi.
Langkah ini sejalan dengan strategi Toyota dalam menuju era elektrifikasi global melalui skema multi-pathway atau simultan. Yaitu, menghadirkan beragam jenis produk kendaraan rendah emisi untuk seluruh segmen baik HEV, PHEV, sampai BEV. Tujuannya adalah net zero emission.
Adapun langkah memproduksi baterai mobil listrik merupakan komitmen jangka panjang Toyota untuk melancarkan berbagai strategi menuju era elektrifikasi di dalam negeri. Hal ini salah satu implementasi dari penambahan investasi oleh Toyota Motor Corporation sebesar Rp 28 triliun hingga 2024, yang sudah digelontorkan pada akhir tahun lalu.
Seiring dengan hal tersebut, diharapkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) seluruh mobil listrik Toyota di Indonesia bisa mencapai 80-85 persen seperti kendaraan berbahan bakar fosil yang sudah dipasarkan saat ini. Dengan memiliki fasilitas perakitan baterai juga membuat pabrikan cukup independen dalam melakukan aktivitas produksi dalam menjaga suplai, tidak terlalu bergantung pada negara lain. (kmp/za)