Agenda: Seminar PIBSI Reporter: Tim Redaksi
SEMARANG, derapguru.com — Bahasa memiliki kekuatan luar biasa bagi yang mampu menggunakannya. Hanya saja terkadang tidak semua orang menyadari kekuataan bahasa yang berdampak pada kehidupan mereka.
Hal tersebut disampaikan Rektor UPGRIS, Dr Sri Suciati, saat menyampaikan materi dalam Pekan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI) yang dipusatkan di Hotel Patrajasa Semarang, Jumat-Sabtu, 22-23 September 2023.
“Ketika seorang laki-laki datang ke rumah saya dan mengatakan ‘Saya terima nikahnya Sri Suciati dengan seperangkat…’ maka setelah itu saya telah dikuasai atau dimiliki. Ini adalah salah satu bukti kekuatan bahasa,” tutur Dr Sri Suciati membuat audiens tersenyum.
Dr Sri Suciati menambahkan bahasa memiliki sisi maskulinitas yang berkarakter kuat, menguasai, menekan, menegaskan, dan lain sebagainya. Maskulinitas tidak hanya merujuk pada laki-laki semata. Connell memosisikan maskulinitas sebagai nilai yang ditubuhkan kepada laki-laki yang kemudian secara kultural dioperasikan menjadi skrip yang diproduksi, dikonsumsi, dan direproduksi dalam kehidupan sehari-hari.
“Masculinities bukan laki-laki itu sendiri. Nilai-nilai ini memang lebih banyak diadopsi laki-laki sehingga tampak sebagai budaya laki-laki tapi tidak berarti perempuan tidak mengadopsi nilai-nilai masculinities, termasuk dalam hal bahasa,” tandas Dr Sri Suciati.
Secara khusus, Dr Sri Suciati menyinggung maskulinitas bahasa yang digunakan kaum perempuan dalam kancah perpolitikan. Para politikus perempuan sering menggunakan bahasa yang berkarakter maskulin dalam kegiatan politis mereka.
“Perempuan politikus Indonesia sering menggunakan bahasa yang kuat dan tegas untuk mendemonstrasikan kepemimpinan dan otoritas mereka dalam berbagai wacana politik. Bahasa yang kuat ini mencerminkan maskulinitas tradisional yang sering diidentifikasikan dengan kekuatan dan ketegasan,” tandas Dr Sri Suciati. (za/wis)