Home > UPGRIS > Rektor UPGRIS Bacakan Puisi Karya Mas Pur ‘Ojek Pengkolan’

Rektor UPGRIS Bacakan Puisi Karya Mas Pur ‘Ojek Pengkolan’

GEMPITA penutupan agenda Narawita Fest yang digelar sepanjang bulan Oktober 2023 ini diwarnai pembacaan puisi oleh Rektor UPGRIS, Dr Sri Suciati MHum. Puisi karya Fury Setya Raharja atau lebih dikenal sebagai Mas Pur ‘Ojek Pengkolan’ tersebut dibacakan Dr Sri Suciati dengan indah diiringi lagu hasil musikalisasi puisi tersebut dari grup musikalisasi Paradox.

Mas Pur adalah salah satu mahasiswa legendaris UPGRIS dari program Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Dia tercatat sebagai mahasiswa pada tahun 2021 yang kemudian memilih jalur seni sebagai jalan hidup setelah mentas diri kawah candradimuka seni keaktoran teater kampus: Teater Gema.

Penutupan acara Natawita Fest sendiri digelar secara akbar dalam sebuah panggung terbuka di Halaman Menara Kampus IV UPGRIS, Selasa malam tadi, 31 Oktober 2023. Dalam kesempatan tersebut, Rektor UPGRIS menyinggung gelaran besar peringatan “Bulan Bahasa” seperti inilah yang telah lama dirindukan setelah senyap masa-masa pandemi.

Dalam catatan sejarah, selalu ada gelaran akbar tiap kali Fakultas Bahasa dan Seni menggelar peringatan Bulan Bahasa. Gelaran paling akbar tercatat dilakukan pada saat fakultas ini menggelar Kirab Budaya dengan berbagai macam tanpilan seni daerah saat masih bermukim di Kampus Pusat Jalan Dr Sidodadi Timur Semarang. Kini, Narawita Fest diharapkan jadi pemula dari kegiatan akbar di Kampus IV UPGRIS yang kini menjadi tempat bermukim fakultas ini.

Pelaksanaan Narawita Fest sendiri berjalan lancar meski pada titik akhir acara ‘berkah hujan’ menggenapinya sebagai penambah gempita. Berbagai macam pertunjukan seni berhasil dimainkan mulai seni kebudayaan tinggi seperti keroncong, teater, dan musikalisasi puisi sampai seni kebudayaan pop seperti karaoke lagu kekinian, tari kontemporer, dan dance ‘kejang-kejang” ala K-Pop.

Dalam Narawita Fest semua tampilan seni bersatu padu, saling genap-mengenapi, dan saling menyetimbangi. Seperti berpadunya seniman kebudayaan tinggi Squidward sang ‘Peniup Klarinet’ dan SpongeBob sang ‘Peniup Gelembung’, dalam tayangan kartun satir SpongeBob Squarepant.

Tayangan SpongeBob Squarepant adalah kartun satir yang menggambarkan pertemuan seni tinggi dan seni pop, yang meski saling ‘jaim’ tapi sebenarnya saling genap-menggenapi. Tiada Squidward tanpa SpongeBob dan tiada SpongeBob tanpa Squidward.

Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Dekan FPBS, Dr Ngasbun Egar, dalam pidato penutupan: “Narawita Fest adalah ladang baru, ladang tempat menyemai bibit seni”. Ya, Narawita Fest adalah ladang baru. Maka di ladang baru inilah setiap yang lahir akan diurapi, supaya mereka tumbuh dan berkembang dengan niat suci: supaya netes menjadi jiwa-jiwa seni yang sejati.

Bye, Narawita Fest 2023. (za)

Leave a Reply