
GROBOGAN, derapguru.com — Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan, Drs H Purnyomo MPd, saat diminta pendapat tentang apa saja penyelenggaraan pendidikan di kabupaten Grobogan yang dinilai berhasil dan menonjol dalam satu dasa warsa terakhir, Purnyomo menyatakan, kata berhasil identik dengan kompetensi dan prestasi yang dicapai, baik prestasi akademik maupun non-akademik, termasuk penyediaan akses Pendidikan dan pengelolaan Pendidikan.
Dijelaskan, Prestasi di Bidang Akademik yang berhasil diraih antara lain dalam OSN dicontohkan, siswi SMPN 1 Purwodadi yang berhasil meraih prestasi Juara ke-2 Mata Pelajaran Biologi Tingkat Nasional. “Bahkan peserta didik ini kemudian bisa diterima di SMA Taruna melalui Jalur Prestasi, ujar Purnyomo menjelaskan. Berikutnya di bidang literasi dan numerasi pun dikatakan mengalami peningkatan bila dilihat dari Rapor Pendidikan Kabupaten Grobogan.
Selanjutnya Prestasi Non-Akademik dalam lomba O2SN Siswa SDN 4 Purwodadi meraih Juara Pertama Tingkat Nasional Karate Tingkat Sekolah Dasar 38+ Kategori Komite bahkan Internasional karena juga mengikuti kejuaraan di Punok Dutch Europe Open Almere Netherland 2024. Kemudian, dalam FLS2N, siswa-siswi SMPN 1 Purwodadi mampu meraih Juara Harapan ke-2 Kategori Ansambel Musik Tingkat Nasional. Ini beberapa contoh yang level nasional dan internasional. Belum lagi yang Tingkat Provinsi dan Kabupaten, ujar Purnyomo.
Kemudian terkait Akses Pendidikan, disebutkan, Akses Pendidikan secara umum sudah dapat dirasakan seluruh masyarakat kabupaten Grobogan baik dari pedesaan sampai perkotaan. Selanjutnya dalam Pengelolaan Pendidikan, Bidang kurikulum, senantiasa meng-update dan mengembangkan sesuai dengan regulasi, diselaraskan kondisi dan karakteristik daerah.
Dan untuk pengelolaan keuangan satuan pendidikan sudah menerapkan digitalisasi melalui ARKAS dan MARKAS. Bahkan pengelolaan keuangan dan aset juga sudah dikelola dengan baik dan membantu meraih predikat WTP Kabupaten Grobogan selama delapan kali berturut-turut. Bahkan tahun 2024 SMPN 1 Tegowanu menjadi Sekolah Ramah Anak (SRA) Terstandar Nasional sekolah ramah anak, ujar Purnyomo.
Penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS)
Berikutnya Purnyomo yang juga Ketua PGRI Kabupaten Grobogan ini mengungkapkan hal- hal yang perlu di benahi dan perlu ditingkatkan relasinya dengan pengelolaan Pendidikan, antara lain; Penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS). Tingginya anak tidak sekolah atau anak putus sekolah yang tersebar di seluruh kecamatan di kabupaten Grobogan menjadi perhatian khusus Dinas Pendidikan dan dinas-dinas terkait lainnya. Dengan perhatian khusus itu kemudian terbentuk Forum Group Diskusi (FGD) yang merupakan bentuk keseriusan Pemerintah Daerah untuk mengatasi permasalahan ini.
Kemudian terkait Sarana dan Prasarana Sekolah. Diakui, masih banyaknya gedung sekolah yang rusak berat menjadi perhatian khusus Pemerintah Daerah. “Bahkan Bupati saat itu, Ibu Hj Sri Sumarni SH MM pada tahun 2022 memerintahkan secara khusus kepada Asisten II (Pembangunan dan Ekonomi) dengan Kepala Dinas Pendidikan untuk mencari, menemukan dan memetakan sekolah-sekolah rusak berat dan untuk segera mendapat penanganan secara regulative,” jelas Purnyomo.
Pengangkatan Guru Honorer
Terkait persoalan guru dan PR yang harus diselesaikan saat ini, Kepala Dinas Pendidikan yang belum lama terpilih menjadi Ketua PGRI Kabupaten Grobogan ini menyatakan, bahwa berbicara pendidikan tidak bisa lepas dengan pendidik/ guru. Purnyomo mengakui keberhasilan Bupati Grobogan (Hj Sri Sumarni SH MM) yang dengan tegas berani mengambil sikap, mengangkat guru honorer yang ada di data base dan dapodik menjadi ASN (PPPK), yaitu tahun 2020 sebanyak 636 orang, tahun 2021: 765 orang, tahun 2022: 1.261 orang, tahun 2023: 1.634 orang, dan tahun 2024: 350 orang.
Selanjutnya Purnyomo juga mengungkapkan hal yang masih dianggap menjadi persoalan, yakni terkait lahirnya UU No 20 Tahun 2023 Tentang ASN. Berdasar ketentuan UU tersebut, ada larangan rekrutmen honorer baru, sedang pada sisi lain, pendidik mengalami penyusutan setiap bulan secara signifikan karena pensiun. “Kalau tidak ada perekrutan honorer baru dan penggabungan sekolah (regouping), kekurangan pendidik/guru akan menjadi permasalahan serius. Saat ini saja, guru SD perlu penambahan sekitar: 1.250 guru dan SMP: 425 guru, kata Purnyomo menerangkan.
Sinergi PGRI dan Dinas Pendidikan
Dalam upaya membantu pemerintah mewujudkan visi pendidikan bermutu untuk semua, sebagai Ketua PGRI Kabupaten Grobogan, Purnyomo menyatakan, ada beberapa program dan aksi yang rencananya akan dilakukan: Pertama, bergerak dan bersinergi bersama antara Dinas Pendidikan dan PGRI untuk mengadakan pelatihan – pelatihan kepada guru dalam mengembangkan kompetensi dalam pengelolaan pembelajaran melalui PGRI Smart learning dan APKS PGRI; Kedua, memberikan ruang kepada guru untuk berekspresi dan bereksplorasi melalui kegiatan seminar di bidang pendidikan untuk membangun komunitas pendidik yang memiliki motivasi dan komitmen tinggi untuk mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua; Ketiga, melaksanakan kompetisi di bidang pendidikan, bakat dan minat untuk membangun kepercayaan diri dan menumbuhkan semangat bagi pendidik dan siswa untuk mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua. Hal ini dapat dilaksanakan dalam bentuk lomba-lomba guru berprestasi, lomba penyusunan media pembelajaran dan lomba bidang lain pada peringatan HGN dan hari Ulang tahun PGRI maupun Hari Pendidikan; Keempat, membangun sinergi antara PGRI bersama Dinas Pendidikan dan instansi lain untuk berkolaborasi bersama dalam mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua. (pur)