Home > Populer > Ramadan di Kendal, Berburu Telur Mimi dan Kupat Sumpi

Ramadan di Kendal, Berburu Telur Mimi dan Kupat Sumpi

pgri kendal

KENDAL, derapguru.com – Ada kuliner unik yang muncul setiap kali memasuki bulan ramadan di Kabupaten Kendal yang perlu kita ketahui. Eit, bukan hanya untuk diketahui ding, tapi sepertinya perlu juga ikut diburu dan dinikmati. Kuliner unik itu adalah telur mimi dan kupat sumpil.

Telur mimi adalah telur dari binatang laut bernama mimi. Mimi selalu hidup berpasangan dengan pejantannya yang disebut mintuna. Dalam filsafat Jawa, pasangan yang begitu harmonis sering diperibahasakan dengan istilah kaya mimi lan mintuna; seperti mimi dan mintuna.

Kuliner menarik tersebut disampaikan oleh Ketua PGRI Kabupaten Kendal, H Muhammad Fauzan SPd MPd, saat mengisi acara “Bincang Ramadan Bareng PGR|I Jawa Tengah” di UP Radio Semarang, Rabu 13 April 2023. Turut menjadi pembicara dalam agenda tersebut adalah Ketua PGRI Pemalang Mualip SPd MM dan Wakil Ketua PGRI Brebes H Nursidik SPd.

“Telur mimi ini belum tentu ada setiap ramadan. Bergantung tangkapan nelayan. Tapi ini menu khas saat memasuki ramadan. Telur mimi ini biasanya diolah dalam bentuk pepes yang dicampur dengan parutan kelapa,” tutur Fauzan.

Lebih lanjut Fauzan menuturkan, selain telur mimi ada pula kuliner khas saat ramadan dan lebaran, yakni kupat sumpil. Kupat sumpil adalah sejenis kupat dengan ukuran kecil-kecil yang dibungkus dengan daun bambu. Bentuknya tidak jajaran genjang, melainkan segitiga.

“Kupat sumpil ini singkatan dari sumelehno uripmu marang pangeran ingkang linangkung; serahkan hidupmu pada Tuhan yang mengatur jalannya hidup. Bentuk segitiga dari kupat sumpil, bagian yang mengerucut ke atas, mengingatkan kita untuk berserah pada Pangeran (pada Tuhan). Sedangkan bentuk datarnya untuk mengingatkan hablum minan nas,” ungkap Fauzan.

Tradisi-tradisi ramadan lain di Kabupaten Kendal, lanjut Fauzan, rerata sama dengan tradisi di kabupaten atau kota yang lainnya. Ada tradisi nyadran, padusan, tarawih, kenduri, dan sebagainya. Hanya saja, barangkali cara-caranya yang mungkin berbeda.

“Rata-rata samalah. Di Kendal juga mengenal nyadran. Filosofinya sama, tapi mungkin cara-caranya saja pada masing-masing daerah yang berbeda-beda,” tutur Fauzan.

Terkait dengan ibadah ramadan, Fauzan berpesan supaya para muslimin senantiasa bertawakal dan mengedepankan musyawarah bila menghadapi masalah. Dengan bertawakal dan musyawarah masalah serumit apapun akan dapat dipecahkan dengan baik karena Allah. (za)

Leave a Reply