Agenda: ‘Digital Academic Training dan Pelatihan Editor Buku’ Reporter: Tim Redaksi
SEMARANG, derapguru.com – PGRI Jateng tengah menyiapkan guru kreator konten dan guru editor buku, minimal satu guru pada masing-masing Kabupaten/Kota. Langkah ini merupakan bagian dari tekat organisasi PGRI Jateng untuk terus-menerus memajukan dan meningkatkan skill guru di wilayah Jawa Tengah.
“Minimal ada satu guru di tiap kabupaten/kota di Jawa Tengah. Satu guru ahli konten kreator, satu lagi guru ahli editing buku. Nantinya, mereka inilah yang kami harapkan bisa menjadi narasumber ketika daerahnya membutuhkan,” tutur Ketua PGRI Jateng, Dr Muhdi SH MHum, di sela kegiatan “Lokakarya Narasumber Digital Academic Training dan Pelatihan Editor Buku PGRI Jateng”, di Wisma P4G Kampus II UPGRIS, Sabtu-Minggu (17/18) kemarin.
Lokakarya yang digelar ini, lanjut Muhdi, sejalan dengan cita-cita PGRI sejak pertama kali berdiri, yakni meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Oleh karena itulah, PGRI Jateng terus berusaha memberikan stimulasi dan dorongan bagi para guru untuk terus maju dan berkembang.
“Ini merupakan bagian dari upaya kami untuk meningkatkan mutu pendidikan sebagaimana cita-cita PGRI sejak berdiri. Dalam keluarga besar PGRI berlaku istilah ini; kita boleh berdiskusi, boleh berdebat, boleh bersilang pendapat, tapi harus tetap dalam karidor memajukan dunia pendidikan,” tutur Muhdi.
Lebih lanjut Muhdi menuturkan, sejak Merdeka Belajar yang sarat dengan teknologi digital digulirkan, makin banyak guru yang berusaha meningkatkan keterampilan digital. Guru-guru generasi saat ini adalah guru yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Tuntutan penguasaan teknologi bersifat mutlak.
“Saat ini guru berada pada suatu kondisi di mana ilmu berubah begitu cepat. Apa yang kita pelajari saat ini, lima tahun lagi belum tentu masih terpakai. Oleh karena itu, guru harus terus meningkatkan kemampuan. Istilahnya Mas Menteri, guru adalah pembelajar sepanjang hayat,” tandas Muhdi.
Terkait dengan lokakarya editor naskah buku, lanjut Muhdi, ini merupakan permintaan guru-guru di Jawa Tengah yang saat ini begitu gencar memproduksi buku. Mereka rerata hanya menguasai cara membuat buku, sehingga urusan editing dan sebagainya diserahkan pada penerbit. Jatuhnya jadi mahal,” tutur Muhdi.
Untuk menekan biaya pembuatan buku, secara bertahap PGRI Jateng akan melatih bagaimana cara editing, pengurusan IS|BN, sampai proses menjadi buku. “Setidaknya, kami ingin di satu daerah ada satu guru yang bisa mengusai hal ini, sehingga nantinya mereka yang akan melatih guru-guru diwilayahnya untuk proses editing naskah buku ini,” urai Muhdi.
Ketua Panitia Lokakarya, Drs Agung Purwoko MPd, menuturkan bahwa peserta pelatihan adalah guru-guru yang sudah cukup expert di bidang kreator konten dan editing buku yang dikirim oleh PGRI Kabupaten/Kota. “Jadi mereka yang hadir di sini ini bukan guru-guru yang masih belajar, melainkan guru-guru pakar dari wilayah masing-masing. Kami sengaja kumpulkan untuk membuat semacam modul pelatihan,” kata Agung.
Agung menambahkan, modul-modul inilah yang nantinya akan digunakan sebagai standar bagi pelatihan-pelatihan keterampilan digital dan editing buku di seluruh Jawa Tengah. Sedangkan para guru yang terlibat dalam penyusunan modul ini yang nantinya akan digunakan PGRI Jateng sebagai tenaga ahli untuk melatihkan keterampilan digital dan editor buku pada wilayah masing-masing. (za)