TEMANGGUNG, derapguru.com – Ada yang unik dalam suasana ramadan di Kabupaten Temanggung. Jelang ramadan masyarakat pada masing-masing desa akan menggelar acara nyadran dengan berbagai macam ritual dan bentuk budaya-budaya uniknya.
Salah satu kegiatan nyadran yang unik ada di Desa Demangan, di desa tersebut, tiap tahunnya, digelar nyadran pada hari pasaran Jumat Kliwon Bulan Ruwah. Kegiatannya dipusatkan di makam leluhur dengan menggelar acara masak-masak, makan bersama, dan doa bersama.
“Sejak pagi hari masyarakat sekitar datang membawa tenong ke makam, memasak ramai-ramai, dan menggelar doa bersama,” urai Ketua Bidang Pembinaan Kerohanian dan Karakter Bangsa PGRI Kabupaten Temanggung, Muhammad Solihin MSi, dalam acara Bincang Ramadan Bareng PGRI Jateng di UP Radio Semarang, Jumat 31 Maret 2023.
Saat masak, lanjut Muhammad Solihin, orang-orang yang terlibat proses memasak dilarang untuk mencicipi masakan yang dibuat. Tak hanya itu saja, berbagai jenis sajian makanan yang dibuat tidak boleh dilangkahi oleh siapapun.
“Ada filosofinya kenapa dilarang untuk icip-icip dan dilarang melangkahi makanan. Kalau soal icip-icip biasanya tukang masak itu suka icip-icip dengan tangan tanpa sarung tangan. Mungkin dilarang supaya makananya tetap hiegenis,” urai Muhammad Solikin.
Terkait dengan masalah makanan tidak boleh dilangkahi, lanjut Muhammad Solikin, urusannya adalah dengan adab memperlakukan makanan. Tapi bila semua itu dilanggar, masyarakat percaya akan adanya pageblug yang akan menimpa.
Sementara itu, terkait dengan ibadah ramadan, Muhammad Solikin mengajak semua pihak untuk melakukan berbagai aktivitas dengan meniatkan ibadah. Harapannya, dengan meniatkan beribadah, semua kegiatan yang dilakukan akan membawa keberkahan bagi diri kita masing-masing. (za)