
MAHASISWA yang menempuh pendidikan S3, pada umumnya adalah mahasiswa yang sudah memilki jabatan atau pekerjaan mapan. Selain kegiatan kuliah mereka juga memiliki kesibukan yang tak kalah pentingnya untuk dikerjakan sebagai bagian dari tanggung jawab yang harus diselesaikan.
Inilah yang sering membuat mahasiswa program S3 tak kunjung selesai, karena kesulitan mengatur waktu untuk kuliah dan bekerja.
Teguh Dengan Komitmen
Wawan Priyanto, pria kelahiran Banjarnegara 5 April 1985 yang kini berprofesi sebagai dosen PGSD Universitas PGRI Semarang, dan juga sebagai Reporter Majalah Derap Guru serta memiliki berbagai kesibukan lain, tak mau larut dengan problematika yang dihadapi. Suami Lilik Puji Rahayu MPd ini teguh dengan komitmennya untuk bisa lulus S3 dalam waktu yang telah direncanakan.
Wawan Priyanto berhasil menyelesaikan pendidikan S3 dalam waktu 34 bulan atau 2 tahun 10 bulan, di UNY dengan disertasi berjudul “Aplikasi Musik Kreasi Anak”, untuk meningkatkan kecerdasan musikal siswa kelas IV Sekolah Dasar. Dr Wawan Lulus dalam ujian terbuka di UNY, Kamis 15 Mei 2025 dengan Predikat Cumlaude.
Manajemen Waktu & Kinerja
Putra dari pasangan bapak Sukarso dan ibu Suripah ini mengaku sejak awal mendaftar kuliah S3 sudah punya target 3 tahun lulus. “Atau jika meleset target saya lulus tidak lebih dari bulan Agustus 2026”, jelas Wawan.
“Sebenarnya untuk ukuran mahasiswa yang sedang menjalani kuliah, waktu saya cenderung padat karena terus-terusan diserang dengan kegiatan lain di luar kuliah seperti mengajar, tugas di humas, di Derap Guru jateng dan tugas tambahan lain dari pimpinan”, ujar Dr Wawan menambahkan.
Dijelaskan lebih lanjut, bahwa Strategi yang pertama adalah manajemen waktu & kinerja. Untuk menyusun disertasi, dirinya berkomitmen untuk mengerjakannya tanpa berhenti, meskipun sedikit demi sedikit.
“Misalnya untuk menyusun proposal saya perlu waktu 1 semester/ 6 bulan, maka saya bagi 1 bulan harus selesai menyelesaikan bagian tertentu. Dan dalam 1 minggu tidak boleh mengabaikan disertasi, minimal dilihat atau menyusun kalimat meskipun 1 hari hanya 1 kalimat. Seringkali saya menjadwalkan waktu mengerjakan selepas subuh, karena kalau sudah di tempat kerja banyak ‘serangan’ datang bertubi-tubi”, jelas Dr Wawan membagikan strategi yang dilakukannya.
Kemudian untuk strategi kinerja yang dimaksud Dr Wawan adalah selalu mengerjakan sesuatu tak melebihi waktu yang ditentukan. Dikatakan, sering kali, setiap datang ke tempat kerja, Wawan menuliskan daftar kerjaan apa yang harus diselesaikan hari itu juga. Dengan mencatat daftar tersebut, menurut Dr Wawan kinerjanya jadi lebih runtut dan tercapai.
“Dan jika daftar sudah diselesaikan semua namun masih ada waktu, maka saya tambahkan untuk menyelesaikan kerjaan lainnya. Misalnya desain derap guru maksimal tanggal 15, tapi awal bulan saya sudah ‘nyicil’ karena ada waktu sisa untuk mengerjakannya”, ujar Dr Wawan menjelaskan.
Strategi berikutnya, jelas Dr Wawan, adalah menjalin komunikasi yang baik & rutin dengan promotor. “Jika komunikasi sudah terjalin dengan baik, promotor malah jadi ‘kangen’ kalau kita tidak ada kabar,” ujarnya.
Saat ditanya tentang Hikmah apa yang dirasakan Dr Wawan dari pencapaian hasil belajar (S3) yang memuaskan saat ini? Dr Wawan mengaku, sebenarnya bisa kuliah sampai S3 adalah hal yang tidak disangka, dan tidak dicita-citakan. Namun, perjalanan hidup rupanya menuntun ke arah sana.
“Saya yakin ini rencana Tuhan, agar saya bisa menularkan ilmu yang lebih baik kepada mahasiswa, praktisi Pendidikan & masyarakat. Saya yakin juga ada doa orang tua, istri, keluarga & rekan-rekan kerja atas pencapaian ini,” beber Dr Wawan merendah. (Pur)