
SEMARANG, derapguru.com — Terkuaknya fakta tingginya pernikahan anak usia sekolah di Jawa Timur memicu keresahan orang tua di seluruh Indonesia. Tak hanya siswa jenjang menengah, siswa jenjang sekolah dasar pun ternyata ditemukan beberapa kasusnya.
Salah satu penyebab kondisi ini ditengarai akibat banyaknya anak yang mengakses konten dewasa menggunakan ponsel. Selain itu, kurangnya kontrol dan pengawasan orang tua terhadap penggunaan ponsel anak menjadi faktor yang menambahinya
Kondisi memprihatinkan inilah yang menjadi perhatian tim dosen Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia Semarang (UPGRIS) yang terdiri atas Dr Listyaning S MHum, Siti Nur Aini PhD, dan Laily Nur Affini SPd MHum. Untuk menekan tumbuh kembangnya kondisi negatif tersebut, mereka mencoba mengenalkan pola pendampingan anak dengan memanfaatkan aplikasi “family link’.
“Family link adalah layanan berbentuk aplikasi yang disediakan oleh google untuk mempermudah para orang tua melakukan pengawasan kepada anak-anak mereka melalui ponsel yang digunakan,” urai Listyaning saat mengenalkan Famili Link bagi kader organisasi Aisyiah di Gedung Pimpinan Daerah Muhammadiyah Semarang, baru-baru ini.
Listyaning menambahkan, aplikasi Family Link mempunyai fungsi pengendalian terhadap penggunaan ponsel android. Artinya, dengan digunakannya aplikasi tersebut, para orang tua dapat mengawasi dan mengontrol langsung penggunaan ponsel berbasis android yang digunakan anak.
“Aplikasi ini dapat memberikan informasi lokasi keberadaan anak, pengaturan untuk pembatasan konten-konten tertentu, serta memiliki pula batas waktu penggunaan ponsel,” tambah Listyaning.
Lebih lanjut Listyaning menambahkan, dengan pelatihan penggunaan aplikasi “family link” diharapkan para orang tua memiliki kontrol terhadap penggunaan ponsel anak. Harapan lainnya tentu saja, kejadian-kejadian negatif yang dipicu oleh penyalahgunaan ponsel dapat lebih ditekan dan dikendalikan.
“Dengan terlaksananya kegiatan ini, pengawasan anak sejak dini dapat diterapkan dari tempat terdekat dan terkecil terlebih dahulu, yaitu keluarga. Semoga dengan upaya ini keselamatan dan masa depan anak dapat tetap terjaga,” tandas Listyaning. (za)