SEMARANG, derapguru.com — Dosa-dosa yang dilakukan manusia ibarat karat yang pelan-pelan merusak besi. Pada masa lalu, untuk menghilangkan karat pada besi, yang dilakukan adalah dengan membakar besi tersebut agar semua karatnya bisa rontok.
“Dosa ibarat karat yang menempel di besi. Di bulan ramadan ini (besi) dibakar agar rontok semua karatnya,” urai Ketua PGRI Salatiga, Drs H Zaenuri MPd, saat mengisi acara Refleksi Ramadan Bersama PGRI Jawa Tengah yang disiarkan langsung UP Radio Semarang, Selasa 12 Maret 2024.
Zaenuri menambahkan dengan dibakarnya semua dosa melalui ibadah di bulan Ramadan, setelah Ramadan lewat kita diharapkan bisa kembali dalam keadaan suci. Dan muara dari semua ibadah yang kita lakukan di Ramadan adalah supaya kita bisa menjadi manusia yang bertaqwa.
“Muaranya adalah la’allakum tattaqun. Menjadi orang yang bertaqwa. Orang yang bertaqwa memiliki kedudukan mulia di sisi Allah subhanawataala,” ungkap Zaenuri.
Lebih lanjut Zaenuri menuturkan, bulan Ramadan adalah bulan yang paling istimewa di antara bulan-bulan yang lainnya. Keistimewaan bulan Ramadan adalah bila kita mau berpuasa pada bulan ini, maka dosa-dosa yang pernah kita lakukan sebelumnya akan diampuni.
“Barangsiapa mau berpuasa pada bulan suci ini dengan niat iman dan karena Allah, Allah akan mengampuni dosa kita sebelumnya,” tutur Zaenuri.
Zaenuri menambahkan, selain pengampunan atas dosa-dosa, bulan Ramadan juga bisa menjadi sarana bagi kita untuk berlatih mengendalikan diri.
“Kita bisa mencontoh pada Pak Ketua. Meski tidak terpilih dalam kontestasi DPD RI, beliau tetap senyum-senyum saja, tidak pernah marah. Ini contoh pengendalian diri yang sangat baik bagi kita semua,” tutur Zaenuri. (za)