TEGAL, derapguru.com — Sekolah-sekolah swasta bila ingin memenangkan persaingan dengan sekolah-sekolah negeri harus bisa menawarkan sesuatu yang berbeda. Bila yang ditawarkan sama saja dengan sekolah-sekolah negeri, sekolah-sekolah swasta pasti akan segera kalah dan bertumbangan.
Hal tersebut disampaikan Ketua PGRI Jateng, Dr H Muhdi SH MHum, saat menjadi narasumber dalam Seminar Pendidikan “Kurikulum Merdeka Belajar Berorientasi Sekolah Berbasis Agama Islam” yang digelar BPPPMNU Yayasan Hasyim Asy’ari Tarub di Aula SMK NU Hasyim Asy’ari Tarub, Sabtu 6 Desember 2024.
“Kalau yang kita tawarkan sama seperti sekolah-sekolah negeri, ya pasti kita akan kalah. Bagaimana mau menang, dari sisi beban gaji guru saja, guru swasta digaji sendiri oleh yayasan, sedangkan guru sekolah negeri digaji oleh negara,” tutur Dr Muhdi.
Dr Muhdi menambahkan, saat ini dengan tingkat pendidikan orang tua yang semakin baik, banyak orang tua yang tidak lagi memandang sekolah dengan label negeri atau swasta. Mereka sekarang menimbang sekolah dari sisi kualitas pendidikan ditambah dengan nilai lebih apa yang ditawarkan sekolah.
“Saat ini banyak orang tua yang menginginkan pendidikan lebih bagi anaknya. Ada segmen di mana orang tua tidak hanya menginginkan pendidikan yang unggul, tapi juga (pendidikan yang membuat anak) bisa ngaji, bisa ngimami, yang semua itu tidak bisa didapatkan di sekolah-sekolah negeri yang bersifat umum,” tutur Dr Muhdi.
Ketua BPPPMNU Yayasan Hasyim Asy’ari Tarub, Drs H Farikhi MM, menyampaikan bahwa yayasan yang dipimpinnya telah terlibat dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa sejak 36 tahun yang lalu. Saat ini, Yayasan Hasyim Asy’ari Tarub memiliki berbagai satuan pendidikan mulai dari madrasah sampai dengan sekolah umum.
“Alhamdulilah siswa kami saat ini mencapai kisaran 4500 orang. Sedangkan guru dan karyawan kami mencapai kisaran 250 orang,” tutur H Farikhi.
H Farikhi juga menyadari bahwa dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat, sekolahnya yang berbasis agama Islam banyak menuai hasil. Kendati demikian, muncul tantangan baru yang harus dihadapi manajemen terkait dengan guru-guru berkualitas didikan yayasannya yang sekarang masuk ASN PPPK.
“Tantangan kami saat ini adalah adanya guru-guru yang pergi karena diterima ASN PPPK. Oleh karena itulah, kami minta bantuan pada PGRI untuk mengkomunikasikan dengan pemerintah supaya guru-guru swasta yang lolos PPPK dapat dikembalikan di sekolah swasta asal,” tutur H Farikhi.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Biro Kominfo PGRI Jateng Dr Agus Wismanto, Pengasuh Pondok Hasyim Asy’ari Tarub Syamsul Azhar MPd, dan Ketua Pergunu PAC Tarub Fuji Waloyo ST. Moderator dalam seminar tersebut Dosen Universitas PGRI Semarang Dr Mahmud Yunus. (za)