Kerumunan warga langsung mengular saat mobil tangki Bantuan Air Bersih PGRI Jateng mendatangi Desa Pagenteran Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang. Ini adalah salah satu titik yang diterjang bencana kekeringan di wilayah Kabupaten Pemalang. Wilayah di Lereng Gunung Slamet tapi dilanda kekeringan dan kekurangan air bersih
DESA Pagenteran terletak di bagian barat-selatan Kabupatern Pemalang. Secara geografis wilayah ini termasuk wilayah perbukitan yang bermuara pada Gunung Slamet. Melihat letak geografis wilayah ini, luapan sumber air pegunungan mestinya masih mencukupi untuk masyarakatnya. Akan tetapi, kekeringan tahun ini memang parah. BMKG mengatakan dampak siklon tropis elnino membawa hawa kering berkepanjangan. Diperkirakan awal November, hujan mulai datang.
Kepala Desa Pagenteran, Suwanto, mengatakan kekeringan tahun ini memang lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, pada kisaran akhir September, hujan sudah mulai datang. Tapi sampai memasuki awal Oktober, hujan masih belum tampak dan bencana kekeringan semakin meluas. Selaku kepala desa dirinya berharap seluruh stakeholder di Kabupaten Pemalang bisa membantu mengatasi masalah kekeringan di Desa Pagenteran.
“Ketika kita butuh air harus beli. Alhamdulillah setiap desa yang dilanda kekeringan sudah menganggarkannya, meski kecil dan masih belum mencukupi. Pada seluruh stakeholder di kabupaten pemalang, kami berharap akan lebih memperhatikan kami yang berada di lereng gunung slamet tapi kekuarngan air bersih,” tutur Suwanto.
Suwanto menceritakan bahwa untuk mendapatkan air bersih warga desa harus beli dari Karangsari kadangkala juga dari Moga. Betapa berat dan susahnya. Bisa dibayangkan bila untuk urusan buang air kecil saja minimal satu gayung. Itu belum untuk mandi. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Di Kecamatan Pulosari sendiri, setidaknya ada 8 atau 9 desa yang terdampak kekeringan. Sedangkan di Desa Pagenteran sendiri setidaknya ada 6 titik kekeringan.
“Alhamdulillah, sore ini, bantuan air bersih PGRI Jateng telah datang. Warga masyarakat mriki nek diparingi arto, diparingi beras, niku mboten purun, Pak. Mboten purun nolak maksude,” canda Suwanto disambut tawa audiens, “tapi nyuwune niku toya, air bersih, yang saat ini memang menjadi kebutuhan utama.”
Ketua PGRI Jawa Tengah Dr H Muhdi SH MHum mengatakan, bantuan air bersih ini merupakan salah satu program rutin tahunan PGRI Jawa Tengah dalam rangka menyambut HUT ke-78 PGRI atau Hari Guru Nasional (HGN) 2023 yang akan jatuh pada 25 November 2023. Karena agenda peringatan selalu bebarengan dengan musim kemarau, maka kegiatan bhakti sosial penyaluran air bersih ke berbagai wilayah Jateng nyaris selalu menjadi kegiatan pembuka dari berbagai agenda peringatan.
“Bantuan untuk wilayah Kabupaten Pemalang, sesuai pengajuan sebanyak 35 tangki air bersih. Khusus untuk Desa Pagenteran sebanyak 12 tangki air bersih. Selebihnya nanti akan disebarkan ke beberapa desa di Kabupaten Pemalang,” tandas Dr Muhdi.
Dr Muhdi menambahkan, kekeringan tahun ini sepertinya menjadi kekeringan paling parah. Saat ini—karena keadaan benar-benar kering—sudah ada wilayah yang dikirimi air bersih sebanyak 100 tangki air. Untuk pengelolaan jumlah yang besar seperti itu, biasanya pengurus PGRI Cabang segera berkoordinasi dengan BPBD untuk penyaluran air agar merata.
“Kekeringan ini memang parah. BMKG sendiri memperkirakan hujan akan turun mulai awal November nanti. Tapi itu masih dalam intensitas kecil dan secara bertahap akan terus meningkat. BMKG menyampaikan bila dampak siklon tropis elnino kemungkinan akan benar-benar hilang pada Februari nanti,” urai Dr Muhdi.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua PGRI Jateng Drs Rismono MPd, Kabiro Kerohanian dan Pembinaan Karakter Bangsa PGRI Jateng Sunan Baedowi SAg MSi, Ketua PGRI Pemalang Mualip SPd MM, dan segenap jajaran Pengurus PGRI Cabang Pulosari Pemalang. (za/wis)