Home > D’PGRI > H Aris Munandar: Banyak Sekali Kuburan-Kuburan Media di Jawa Tengah

H Aris Munandar: Banyak Sekali Kuburan-Kuburan Media di Jawa Tengah

SEMARANG, derapguru.com — Banyak media massa yang sudah bertumbang dan “dikuburkan” di Jawa Tengah ini. Akan tetapi, Majalah Derap Guru Jawa Tengah–yang dimiliki PGRI Jawa Tengah–masih menjadi salah satu media massa yang mampu bertahan dan eksis sampai saat ini.

Hal tersebut disampaikan Pimimpin Redaksi (Pimred) Derap Guru Jateng, Drs H Aris Munandar MPd, saat memberikan sambutan dalam acara “Rapat Koordinasi Pengelolaan Derap Guru” yang digelar di Kantor PGRI Jateng, Sabtu 30 Maret 2024.

“Majalah Derap Guru Jawa Tengah yang kita miliki ini merupakan salah satu media yang belum terkubur. Di Jawa Tengah ini banyak sekali kuburan media massa yang tidak mampu bertahan menghadapi tantangan zaman,” tutur Aris Munandar.

Aris Munandar menambahkan, Derap Guru Jawa Tengah–dengan segala kekurangan dan kelebihannya–telah mampu menjadi media komunitas yang aktif dalam organisasi PGRI Jawa Tengah. Derap Guru Jawa Tengah–yang kemudian melahirkan derapguru.com–juga telah turut serta mendampingi berbagai macam perjuangan organisasi.

“Selain itu, Derap Guru Jawa Tengah merupakan aset organisasi, sebuah bidang usaha, sekaligus alat branding PGRI Jawa Tengah dalam rangka mensyiarkan kegiatan organisasi pada sesama anggota dan masyarakat,” tutur Aris Munandar.

Lebih lanjut Aris Munandar menyampaikan bahwa Derap Guru Jawa Tengah dilahirkan untuk menjadi media alternatif bagi perjuangan organisasi. Media ini juga menjadi penjembatan bagi pengurus dan anggota dalam rangka perjuangan organisasi.

“Derap Guru Jawa Tengah telah memberikan sebuah alternatif media komunikasi dan perjuangan antara anggota PGRI Jateng, antar anggota dengan pengurus, bahkan antara anggota dengan pemerintah maupun masyarakat. Inilah kenapa media ini harus terus kita jaga keberlangsungannya,” tandas Aris Munandar. (za)

You may also like
Sudah Hukum Alam, Perubahan Pasti Terjadi
DR MUHDI-WISUDA UPGRIS 74
Sistem Zonasi Gagal Karena Kita Main Data di Atas Meja
Guru Pensiun Usia 56 Tahun, Dulu Boyolali Sempat Mau Ikuti Purworejo
guru cantik
141 Guru Honorer Terdampak ‘Cleansing’ Telah Kembali Mengajar

Leave a Reply