SEMARANG, derapguru.com — Guru killer yang ditakuti para siswa merupakan salah satu tantangan pendidikan yang harus segera diselesaikan. Pasalnya, guru-guru killer sudah tidak akan cocok dengan transformasi dunia pendidikan di masa mendatang.
“Masa depan membutuhkan guru-guru yang interakrif. Guru yang bisa berinteraksi dengan siswa secara baik,” tutur Kepala SMA 1 Pegandon Kendal, Nurhadi, saat menjadi narasumber dalam Seminar Nasional Literasi VII menggantikan Kedisdikbud Jateng yang kebetulan berhalangan hadir.
Nurhadi menyampaikan guru tidak hanya interaktif ketika di dalam kelas. Ketika guru secara kebetulan tidak bisa masuk kelas, guru pun harus tetap interaktif. Yakni interaktif melalui media pembelajaran yang diciptakannya.
“Guru saat ini sedang berada dalam peradaban yang memberi banyak ruang inovasi bagi guru dalam mengajar. Ada banyak platform dan aplikasi-aplikasi yang bisa digunakan bergantung dari kreativitas para guru,” tutur Nurhadi.
Lebih lanjut, Nurhadi menuturkan tantangan lain para guru di masa depan adalah banyaknya guru yang masih mengedepankan hafalan dalam mengajar. Guru masih mengajar dalam tataran C1 dan C2 (taksonomi Bloom, red) sehingga pencapaian siswa masih rendah.
“Mestinya guru masuk sampai tataran mengkreasi atau mencipta. Ini yang masih jadi tantangan kita. Maka guru memang harus bertransformasi,” tutur Nurhadi. (za)