KUDUS, derapguru.com — Ketua PGRI Jateng, Dr H Muhdi SH MHum, mengatakan bahwa dirinya tidak lagi menolak permintaan organisasi agar dirinya maju dalam kontestasi DPD RI. Tapi Dr Muhdi menyampaikan bahwa sebagai seorang guru dengan gaji tidak seberapa, dia tidak memiliki ‘amunisi’ untuk bertarung dalam kontestasi.
Hal tersebut disampaikan Ketua PGRI Jateng, Dr H Muhdi SH MHum, saat memberikan sambutan dalam acara “Rakor PGRI bersama IPPK Se-ekskrasidenan Pati”, Kamis 9 Februari 2024.
“Saya tidak lagi menolak, tapi saya ini guru. Saya tidak punya uang lebih untuk bertarung. Itu yang saya sampaikan saat konferensi ketika saya diminta maju dalam kontestasi. Dan jawaban teman-teman, tidak apa-apa asal siap maju, perkara lain-lain nanti biar diurus teman-teman,” tutur Dr Muhdi.
Dr Muhdi menyampaikan, meski tanpa sokongan ‘amunisi’ memadai, tekat anggota organisasi yang besar ternyata membawa dampak luar biasa. Dengan niatan baik untuk membangun dunia pendidikan dan kesehatan, ada beberapa lembaga yang akhirnya ikut bergabung.
“Alhamdulillah, saat ini Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jateng sudah menyatakan dukungan. JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu, red) juga telah bergabung. Beberapa teman-teman dari NU di Tegal, para senior IPPK, juga telah memberikan dukungan,” tutur Dr Muhdi.
Sementara itu, dalam acara yang sama Sekretaris Umum PGRI Jateng, Drs H Aris Munandar MPd, menyampaikan bahwa dalam kontestasi ini utusan PGRI Jateng adalah Dr H Muhdi SH MHum. Walaupun ada calon lain yang mengenakan seragam PGRI, calon tersebut bukanlah utusan PGRI. Calon lain itu dulunya anggota organisasi, tapi dia telah diberhentikan karena pelanggaran disiplin.
“Beliau telah diberhentikan karena pelanggaran disiplin organisasi. Utusan organisasi hanya Pak Muhdi,” tutur H Aris Munandar.
Koordinator PGRI Ekskaresidenan Pati yang juga Ketua PGRI Kudus, Ahadi Setiawan SPd MPd, menyampaikan bahwa anggota IPPK adalah senior anggota PGRI di bidang pendidikan. Ahadi memohon para senior di IPPK dapat terus bergandengan tangan untuk membangun agenda-agenda pendidikan.
“Pengurus IPPK, keluarga besar pendidikan, senior kami, yang juga merupakan guru-garu kami. Tentunya panjenengan semua sudah tahu perjuangan kami. Mohon dukungan untuk perjuangan organisasi dalam kontestasi ini,” urai Ahadi. (wis/za)