KEBUMEN, derapguru.com — Ketua PGRI Jateng, Dr Muhdi, sempat merenung panjang ketika diberikan mandat untuk maju dalam Kontestasi DPD Jateng. Dengan usia yang sudah memasuki 61 tahun, dia khawatir bekal menuju akhirnya belum mencukupi bila harus mengurusi perkara dunia.
Hal tersebut disampaikan Dr Muhdi dalam acara “Silaturahmi Keluarga Besar PGRI Kabupaten Kebumen”, di Gedung Guru PGRI Kabupaten Kebumen, Minggu 21 Mei 2023.
“Saya sempat merenung, apakah bekal saya nanti sudah cukup? Usia saya sudah 61. Tapi melihat para guru, saya mencoba menguatkan hati. Toh, saya juga seorang guru. Konon katanya guru adalah profesi mulia yang ilmunya akan jadi amal yang tiada putus. Dan yang saya perjuangkan juga para guru. Mungkin sudah jadi takdir saya harus total dalam perjuangan ini. Akhirnya, saya ucapkan bismillah dan meniatinya sebagai ibadah,” tandas Dr Muhdi.
Dr Muhdi menambahkan, meskipun awalnya tidak memegang ijazah pendidikan, tapi jalan hidup terus mengarahkannya pada dunia pendidikan. Bekerja sebagai dosen di universitas milik para guru. Dipercaya menjadi rektor sampai 3 periode. Menjadi Ketua PGRI Jateng.
“Ketika saya tidak jadi rektor pun, saya mendapatkan amanah untuk menjadi salah pimpinan di LAMDik, lembaga akreditasi mandiri perguruan tinggi yang tugasnya mengakreditasi seluruh perguruan tinggi negeri maupun swasta. Tidak hanya itu saja, isteri saya yang bekerja di Kemenag pun tugasnya mengurusi madrasah. Jadi setiap hari topik pembicaraannya ya pendidikan,” tandas Dr Muhdi.
Lebih lanjut Dr Muhdi menuturkan, dalam kancah perjuangan, sampai saat ini PGRI Jateng masih terus berkomitmen memantau dan memperjuangkan P3K. Salah satu hal yang sedang ditunggu dan dinantikan adalah realisasi janji Mendikbudristek Nadiem Makarim untuk menuntaskan masalah kekurangan guru.
“Mendikbudristek pada hari ulang tahun PGRI di Semarang, di hadapan Presiden dan para guru, berjanji akan menuntaskan kekurangan guru pada masa kepemimpinannya,” urai Dr Muhdi.
Bahkan, lanjut Dr Muhdi, Mendikbudristek mengatakan, bila pemerintah daerah tidak mengusulkan pemenuhan kebutuhan guru daerahnya secara total, pemerintah pusat yang akan menutup semua kekurangannya.
“Mari kita tunggu realisasi janji Mendikbudristek. Semoga masalah P3K, guru honorer, dan semua kekurangan guru akan segera terselesaikan pada masa kepemimpinan Mas Menteri,” tandas Dr Muhdi. (za)