SEMARANG, derapguru.com — Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Semarang menargetkan penanaman investasi tahun ini sebesar 26 triliun rupiah.
Angka tersebut naik 2 triliun rupiah dibandingkan target tahun sebelumnya sebesar 24 triliun rupiah.
“Target kami untuk investasi yang masuk pada tahun 2023 sebesar 26 triliun rupiah. Kami kan sebagai ‘end stage’ dari perizinan,” kata Kepala DPM PTSP Kota Semarang Widoyono, Minggu 5 Februari 2023.
Pada tahun sebelumnya, lanjut Widoyono, dengan kondisi pandemi, target investasi sebesar 24 triliun rupiah ternyata dapat terlampaui dengan nilai investasi mencapai 24,6 triliun rupiah.
Sedangkan dua tahun sebelumnya nilai investasi memang anjlog, yakni pada 2020 yang turun di angka 21,842 triliun rupiah, padahal tahun 2019 mencapai Rp36,541 triliun.
Widoyono mengakui investasi di Kota Semarang sempat anjlok akibat terdampak pandemi COVID-19, yakni pada 2020 yang turun di angka Rp21,842 triliun, padahal tahun 2019 mencapai Rp36,541 triliun.
“Bisa dilihat sebelumnya Rp36,541 triliun, itu tahun 2019. Kemudian, tahun 2020 menjadi Rp21,842 triliun. Ya, dimaklumi karena pandemi COVID-19 berdampak terhadap investasi,” katanya.
Meski demikian, Widoyono bersyukur karena iklim investasi perlahan, termasuk di Kota Semarang mulai membaik, dan menunjukkan kenaikan mulai 2022 yang tercatat realisasinya di angka Rp22,538 triliun
Karena itu, ia berharap iklim investasi terus meningkat pada tahun ini meski akan menghadapi ancaman gelombang badai resesi yang diprediksi banyak pihak akan menghantam perekonomian global.
Menurut dia, DPM PTSP terus berupaya menarik minat investor untuk menanamkan investasinya di Kota Atlas, yakni memudahkan pengurusan perizinan dan memberikan insentif bagi investasi baru.
“Insentif itu seperti ini, misalnya kami berikan reduksi pajak, retribusi, kasih lampu penerangan untuk jalan-jalanakses, dan sebagainya. Ini untuk menarik orang untuk berinvestasi,” ujarnya.
Selain itu, Widoyono menegaskan “penyakit perizinan” juga turut diberantas, seperti salam tempel dan lamanya waktu pengurusan perizinan sehingga investor lebih nyaman untuk menanamkan investasinya.
“Investasi yang berkontribusi paling besar masih sektor perdagangan, perindustrian, kemudian pariwisata. Tahun ini sepertinya masih sama. Kami dorong terus agar orang mau berinvestasi,” pungkasnya. (ksm/za)