
SEMARANG, derapguru.com — Ungkapan unik di kaca belakang kendaraan yang berbunyi, ‘Saya Islam Jangan Disalip’, ternyata unik bila dikaji secara ilmiah. Bagi yang gagal memahami adanya ‘bias’ pada kata “salip”, tentu pikirannya akan langsung bermuara pada masalah sensitif terkait dengan keagamaan.
Tapi bagi mereka yang mampu berpikir kritis, mampu menelaah makna kebahasaan, mereka akan langsung tersenyum. Sebab mereka dapat melihat pementaan hubungan antara ‘Islam, Kristen, dan Salib’ serta hubungan antara ‘Salip, Salib, dan Kendaraan’. Sebuah permainan kata yang indah dengan hanya memanfaatkan bias tuturan dari kata ‘salip dan salib’.
Uraian menarik tersebut disampaikan Prof Dr Senowarsito MPd dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Menggali Makna Metapragmatik Kunci Pembalajaran Mendalam untuk Mengembangkan Literasi Komunikasi” di Balairung Universitas PGRI Semarang, Kamis 17 April 2025.
“Bagitu banyak informasi yang bertebaran di sekitar kita membutuhkan pikiran kritis untuk memahaminya. Oleh karena itu, pengembangan literasi komunikasi dengan penggalian makna metapragmatik sangat diperlukan di sekolah,” tandas Senowarsito.
Lebih lanjut Senowarsito menambahkan, selain wacana-wacana yang bertebaran di sekitar kita, banyaknya wacana di media sosial juga perlu untuk dicerna secara kritis. Pasalnya, wacana-wacana yang berkembang di media sosial tersebut dikembangkan untuk membangun opini serta berpotensi untuk mempengaruhi opini publik.
“Persaingan wacana di media sosial, di mana algoritma digital dapat mempengaruhi opini publik dan membentuk cara seseorang memahami suatu isu, diperlukan kemampuan berpikir kritis untuk memilah informasi yang valid dan tidak termanipulasi oleh bias atau mis-informasi,” urai Senowarsito.
Guru Besar Ke-8
Rektor Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Dr Hj Sri Suciati MHum, dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat atas pencapaian predikat guru besar yang diperoleh. Sri Suciati menyebutkan, Senowarsito adalah guru besar ke-8 di Kampus UPGRIS.
“Saya ucapkan selamat atas dikukuhkan Prof Dr Senowarsito MPd menjadi guru besar ke-8 di UPGRIS. Beliau ini menjadi guru besar pada ranting ilmu linguistik terapan,” ungkap Sri Suciati.
Sri Suciati berharap pencapaian yang telah didapatkan ini akan dapat menginspirasi dosen-dosen lain untuk mencapai predikat guru besar. Dia juga berharap dengan dikukuhkannya predikat guru besar, akan semakin membawa manfaat bagi kampus tercinta.
Hal serupa juga disampaikan Ketua YPLP PT PGRI, H Sakbani SPd MH, yang memberikan sambutan mewakili yayasan. Sakbani berharap pencapaian yang didapatkan akan menjadi penyemangat dosen-dosen lain untuk memperoleh predikat guru besar.
“Atas nama pribadi dan YPLP PT PGRI Semarang, kami sampaikan ucapan selamat pada Prof Dr Senowarsita MPd beserta keluarga. Barangsiapa menghendaki kebahagian dunia, (cara adalah) dengan ilmu. Barangsiapa menghendaki kebahagiaan di akhirat (caranya adalah) dengan ilmu. Dan barang siapa menghendaki keduanya, (caranya) juga dengan ilmu,” tandas Sakbani.
Dalam kesempatan tersebut, Pembina UPGRIS yang juga Ketua PGRI Jateng, Dr H Muhdi SH MHum, juga menyampaikan selamat melalui pesan digital karena sedang menjalankan tugas legislasi sebagai DPD RI di Senayan Jakarta. (za)