JAKARTA, derapguru.com – Pemerintah banyak kekurangan dokter spesialis. Oleh karena itu, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, meminta kepada seluruh perguruan tinggi untuk memproduksi lebih banyak dokter spesialis.
“Saat ini kita kekurangan banyak dokter spesialis, karenanya saya membutuhkan bantuan dari universitas untuk memperbanyak dan mengakselerasi produksi dokter spesialis,” kata Budi ketika berbicara pada Sidang Terbuka Dies Natalia ke-68 Universitas Airlangga, baru-baru ini.
Di samping kekurangan dokter spesialis, Budi menambahkan sebaran dokter spesialis juga tidak meratas. Sedangkan salah satu dokter spesialis yang masih kurang di Indonesia adalah spesialis layanan kesehatan jantung.
“Sampai dengan saat ini, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah (SpJP) hanya berjumlah 1.485 orang dan angka itu masih jauh dari kebutuhan. Idealnya, satu dokter jantung dapat melayani sampai dengan 100.000 orang. Namun, saat ini satu dokter jantung harus melayani sebanyak 250.000 orang,” tandas Budi.
Kondisi ini berdampak pada pelayanan pasien jantung di fasilitas pelayanan kesehatan di mana banyak pasien yang meninggal. Dengan demikian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus berupaya untuk menambah lulusan dokter spesialis, di antaranya dengan menambah jumlah prodi di fakultas kedokteran, membuka fellowship dan mendorong pendidikan dokter berbasis rumah sakit (hospital base) dan universitas (university base).
Budi berharap dengan produksi tenaga kesehatan yang semakin meningkat, pelayanan kesehatan terutama bagi penyakit tidak menular akan semakin berkualitas dan dapat diberikan secara merata di seluruh Indonesia. “Kami tidak bisa bekerja sendiri, sekali lagi saya membutuhkan bantuan dari perguruan tinggi untuk memproduksi lebih banyak lagi dokter spesialis guna menyelamatkan lebih banyak nyawa manusia,” katanya. (ant/za)